Genjot Daya Saing, Industri Tekstil Diramal Butuh Investasi Rp 175 T
Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) terus didorong untuk meningkatkan daya saing di tengah besarnya tekanan dan persaingan menghadapi produk impor. Adapun investasi yang diperlukan untuk proses revitalisasi dan permesinan TPT diperkirakan mencapai Rp 175 triliun.
Minimnya daya saing industri TPT saat ini disinyalir karena masih ada sebagian pabrik yang menggunakan mesin tua. Karenanya perlu revitalisasi agar produksinya kembali optimal.
"Jadi nilai investasi Rp 175 triliun ini merupakan harmonisasi antara superhulu kepada hilir sampai ke industri garmen yang diperlukan dalam waktu tujuh tahun," ujar Wakil Ketua Umum Badan Pengurus Harian Asosiasi Pertekstilan Indonesia(API) di Jakarta, Rabu (11/12).
Untuk investasi mesin produksi, diperkirakan mencapai Rp 75 triliun dari total nilai investasi industri.
Anne menyatakan, setelah investasi itu direalisasikan, maka kontrubusi devisa industri TPT dalam negeri diharapkan meningkat 10 kali lipat dalam 12 tahun. Sementara, untuk net devisa yakni pendapatan ekspor dikurangi impor diproyeksikan akan mencapai US$ 30 miliar.
(Baca: Meski Permendag Tekstil Sudah Direvisi, Celah Impor Masih Terbuka)
"Pada prisnsipnya, dalam waktu 10 tahun devisa akan meningkat dari US$ 13,2 miliar setahun menjadi US$ 49 miliar di 2030," kata dia.
Karenanya dia berharap, setelah revitalisasi, pasar ekspor bisa diperluas melalui peningkatan perjanjian dagang (trade agreement) maupun meningkatkan konsumsi dalam negeri.