Bayar Tunggakan, Jiwasraya Putra Diharap Dapat Investor Kuartal I 2020

Image title
16 Desember 2019, 18:31
Jiwasraya, Jiwasraya Putra
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Seorang pria melintas di depan kantor Asuransi Jiwasraya, Jakarta (14/11/2019).

Direktur Utama Asuransi Jiwasraya Hexana Tri Sasongko menyatakan anak usaha perusahaan yakni Jiwasraya Putra harus bisa mendapatkan investor pada kuartal I 2020. Ini penting sebab hasil penjualan Jiwasraya Putra akan digunakan untuk menopang keuangan perusahaan, terutama membayarkan tumpukan polis yang jatuh tempo.

Hexana mengatakan proses uji tuntas (due diligence) terhadap para calon investor tengah berlangsung. Namun, ia belum bisa menyebutkan identitas dari para calon investor yang kabarnya berjumlah delapan tersebut. "Itu hal-hal yang jangan dibicarakan dulu, pesan dari Pak Menteri (Menteri BUMN Erick Thohir)," kata dia saat ditemui usai Rapat Dengar Pendapat, di Gedung DPR, Senin (16/12).

Per November 2019, total liabilitas jatuh tempo Jiwasraya sebesar Rp 15,75 triliun. Rinciannya, polis yang masuk dalam program roll over atau perpanjangan hingga November 2019 sebanyak 4.306 polis atau sebesar Rp 4,25 triliun. Sedangkan polis yang mengalami penundaan pembayaran sebanyak 13.095 polis dengan nilai Rp 11,50 trilun.

(Baca: Kemelut Jiwasraya, DPR Minta Penegak Hukum Cekal Mantan Direksi)

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menyebut terdapat tiga strategi penyelamatan Jiwasraya, di antaranya pembentukan dan penjualan Jiwasraya Putra. Mengutip dokumen presentasi Jiwasraya dalam Rapat Dengar Pendapat dengan DPR beberapa waktu lalu, skema ini dapat menghasilkan tambahan likuiditas dan permodalan sekitar Rp 5 triliun.

Sedangkan strategi kedua yaitu pembentukan induk usaha asuransi yang kemudian bakal menerbitkan surat utang untuk disuntikkan ke Jiwasraya. Induk usaha ini digadang-gadang dapat menyuntik likuiditas ke Jiwasraya hingga Rp 7 triliun.

Kemudian, strategi ketiga, mencakup kerja sama bisnis reasuransi yang diperkirakan bisa menghasilkan likuiditas Rp 1 triliun. Dengan tiga skema tersebut, tambahan likuiditas dan permodalan yang dapat dihasilkan mencapai Rp 13 triliun.

(Baca: Jadi Korban Jiwasraya, Bos Samsung Indonesia Mengadu ke DPR)

Meski begitu, jumlah tersebut belum cukup jika melihat kebutuhan tambahan modal Jiwasraya. Mengacu pada data per September 2019, total liabilitas perusahaan Rp 49,6 triliun. Sedangkan aset hanya Rp 25,68 triliun, dan ekuitas minus Rp 23,92 triliun. Dengan demikian, perusahaan membutuhkan Rp 32,89 triliun untuk bisa mencapai rasio kecukupan modal berbasis risiko (RBC) sesuai ketentuan minimal OJK.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...