Gubernur Anies Sebut Kondisi Banjir Jabodetabek Mulai Terkendali
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengklaim kondisi banjir Jabodetabek saat ini mulai terkandali. Hal ini menyebabkan jumlah pengungsi di Jakarta berangsur-angsur mulai kembali ke rumah.
Anies menyatakan, ketinggian air di Pintu Air Manggarai sudah menurun. Berdasarkan hasil pantauannya pada pukul 16.00 WIB, ketinggian air mencapai 750 centi meter (cm). Kondisi itu sudah lebih baik dibandingkan hari sebelumnya yang mencapai 900 cm.
"Normalnya di musim hujan itu 600 cm. Kemarin 600-900 cm, tambah tiga meter di Pintu Air Manggarai. Itu luar biasa dan sekarang sudah 750 artinya volume air hulu sudah mulai berkurang," kata Anies saat melakukan pantauan banjir di Pintu Air Manggarai, Jakarta Selatan, Kamis (2/1).
(Baca: Jokowi: Banjir Jabodetabek Bukan Tanggung Jawab & Kesalahan Satu Pihak)
Anies juga menjelaskan jumlah pengungsi di barak penampungan berangsur berkurang. Menurut catatannya, saat ini hanya terdapat lima ribu warga yang masih bertahan di pengungsian. Sementara, kemarin jumlah pengungsi bisa mencapai 19 ribu orang.
"Pengungsi karena banjir berbeda dengan gempa, kalau gempa rumahnya rusak ini permanen tinggal di pengungsian. Kalau banjir rumahnya tidak bisa digunakan karena ada air," kata dia.
Menteri Pendidikan itu menjelaskan untuk mengurangi debit air, Pemprov DKI menyiapkan 478 unit pompa yang bekerja menarik air. Pompa itu telah dioperasikan di beberapa lokasi banjir.
Sementara itu, berdasarkan catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga pagi hari jumlah pengungsi akibat banjir di Jabodetabek mencapai 62.442 yang tersebar pada 302 titik penampungan.
Dari jumlah tersebut, titik pengungsian terpadat terdapat terdapat di wilah Cipinang Melayu, Jakarta Timur dan Cengkareng, Jakarta Barat.
"Dari pagi ini ada 62.443 warga yang mengungsi tersebar di 302 titik pengungsian. Kota Bekasi, belum kami dapat laporannya karena tadi tidak hadir rapat koordinasi," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo saat menggelar Rakor Banjir Jabodetabek, Kamis.
(Baca: Upaya DKI Tangani Banjir dan Normalisasi Ciliwung, dari Ahok ke Anies)
BNPB menyebut, banjir kali ini merupakan yang terparah sejak beebrapa tahun lalu. Peristiwa tersebut bahkan telah memakan korban jiwa hingga 16 orang akibat terseret arus , sakit maupun terkena longsor.
"Total ada 16 korban. Ini data sementara kalau di data Kemensos ada 26. Ini yang sudah kami catat dan masih mencari lagi," kata dia.