Kementerian PUPR Siapkan Tiga Infrastruktur Penahan Banjir di Jakarta

Image title
3 Januari 2020, 14:26
banjir, pupr, infrastruktur
ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
Suasana pembangunan proyek Bendungan Ciawi-Sukamahi di Ciawi, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (21/12/2019). Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menargetkan proyek bendungan tersebut selesai tahun ini.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyiapkan tiga infrastruktur guna menahan banjir di Jakarta. Beberapa proyek sebenarnya sudah dalam proses pembangunan dan menunggu rampung.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan proyek yang siap diselesaikan tahun ini adalah Bendungan Ciawi dan Sukamahi, Bogor, Jawa Barat. Saat ini pembebasan lahan telah 90% dengan konstruksi 45%.

“Di bagian hulu kami menyelesaikan pembangunan bendungan, akhir tahun selesai,” kata Basuki usai rapat di Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi, Jakarta, Jumat (3/1).

(Baca: Risiko Hujan Ekstrem, Menteri Basuki Lakukan Pendataan Penyebab Banjir)

Di bagian tengah, PUPR akan melebarkan sejumlah sungai dan menambah penampungan air yang berada di Jakarta. Normalisasi juga akan dilakukan di Kanal Banjir Timur (KBT) dan Kanal Banjir Barat (KBB). 

Terakhir, adalah melanjutkan pembangunan sodetan Ciliwung ke KBT yang telah tertunda penyelesaiannya sejak tahun lalu. Basuki mengatakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sudah sepakat dengan warga agar membebaskan lahannya.

“Tergantung pak Gubernur lahannya, kami sudah bangun terowongan dari Otista sampai Cipinang,” kata dia.

Basuki mengatakan rencana jangka panjang normalisasi sungai sebenarnya telah ada sejak tahun 1973. Namun, hal itu urung dilakukan lantaran terkendala berbagai hal.

"Pembiyaannya akan dilakukan melalui APBN. Masterplan-nya sudah lama sekali, orang bosan melihat ini karena sudah sejak 1973," kata Basuki.

(Baca: Cegah Banjir Jakarta, BPPT Modifikasi Cuaca untuk Pangkas Hujan)

Dari laman resmi PUPR, normalisasi merupakan proses pembuatan dinding turap beton pada sisi sungai iliwung sedalam 10-12 meter. Tujuan dari normalisasi adalah untuk mengembalikan kondisi lebar sungai menjadi 35-50 meter.

Dengan demikian, kapasitas Sungai Ciliwung untuk menampung air dapat ditingkatkan dari 200 m3 per detik menjadi 570 m3 per detik. Ide untuk melakukan normalisasi Sungai Ciliwung ini muncul setelah Jakarta mengalami banjir besar pada 17 Januari 2012.

Reporter: Tri Kurnia Yunianto

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...