Kobe Bryant Meninggalkan Kerajaan Bisnis dan Investasi di Alibaba

Sorta Tobing
27 Januari 2020, 15:10
Legenda pemain bola basket NBA Kobe Bryant melakukan NEGU (Never Ever Give Up) hands challenge pada Agustus lalu. Bryant tewas dalam kecelakaan helikopter di Calabasas, California, Amerika Serikat, Minggu (26/1).
Instagram/@kobebryant
Legenda pemain bola basket NBA Kobe Bryant melakukan NEGU (Never Ever Give Up) hands challenge pada Agustus lalu. Bryant tewas dalam kecelakaan helikopter di Calabasas, California, Amerika Serikat, Minggu (26/1).

Legenda bola basket dunia Kobe Bryant meninggal dalam kecelakaan helikopter di Calabasas, California, Amerika Serikat, Minggu (26/1). Putri keduanya, Giani “Gigi” Bryant, turut tewas dalam kecelakaan itu.

Semasa hidupnya, ia mengantar LA Lakers lima kali menjadi juara NBA (National Basketball Association). Pria yang tewas di usia 41 tahun itu meraih cincin juara NBA pada 2000, 2001, 2002, 2009, dan 2010.

Di Olimpiade, Bryant membawa tim AS memenangkan dua kali medali emas. Kemenangan pertama pada Olimpiade Beijing 2008. Lalu, empat tahun kemudian gelar itu bertahan di Olimpiade London.

Bryant menyebut dirinya Black Mamba. Julukan ini melekat pada pemain bernomor punggung 24 itu sampai akhir hayatnya. Ketika menyerang, ia gesit dan akurat, persis seperti ular hitam tersebut.

“Selama 20 musim, Kobe menunjukkan kepada kita apa yang mungkin bisa dilakukan ketika talenta luar biasa bergabung dengan keinginan kuat untuk menang,” kata Komisioner NBA Adal Silver dalam keterangan tertulisnya kemarin, seperti dikutip dari CNN.com.

Bisnis Kobe Bryant di Luar Lapangan

Bryant tak hanya sukses dalam bidang olahraga. Di luar lapangan, ia berhasil mengelola pundi-pundi kekayaannya. Pada 2016, Forbes menyebutnya sebagai atlet nomor sepuluh dengan pendapatan tertinggi di dunia. Pendapatannya ketika itu mencapai US$ 50 juta per tahun. Dalam dua dekade kariernya, Bryant meraih US$ 680 juta dari gaji dan endorsement iklan.

Setelah pensiun pada 2016, ia mengikuti legenda NBA lainnya, seperti Earvin “Magic” Johnson, yang mengubah kemampuan bermain di lapangan menjadi keahlian dalam berinvestasi. Johnson pada 1987 mendirikan Magic Johnson Enterprises yang menanamkan uang di berbagai usaha, termasuk Starbucks dan Bandar Udara LaGuardia, New York, AS.

Pada 2013, Bryant mendirikan modal ventura bersama Jeff Stibel bernama Bryant Stibel. Saat ini perusahaan memiliki aset US$ 2 miliar. Investasinya mencakup perusahaan teknologi, media, dan data. Dell dan Alibaba pernah mendapatkan suntikan dana dari perusahaan ini.

(Baca: Erick Thohir Kenang Kobe Bryant: Pemain Basket Terbaik Dunia)

Dalam berbisnis, ia berpandangan keuntungan bukanlah prioritas. Yang jauh lebih bermakna adalah membantu para entrepreneur menjadi sukses. “Anda harus memiliki jiwa entrepreneurship yang kuat, itu kunci kami dalam melihat orang,” kata Bryant saat melakukan wawancara dengan CNBC pada September lalu.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...