Dampak Virus Corona Mengancam Potensi Pendanaan Startup di Asia

Desy Setyowati
Oleh Desy Setyowati - Fahmi Ahmad Burhan
5 Februari 2020, 16:10
Menakar Dampak Virus Corona terhadap Pendanaan Startup Asia
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi, pameran startup teknologi dan inovasi industri anak negeri di Hall B JCC, Jakarta, pada Kamis (3/10).

Virus corona menyebabkan 490 orang meninggal dunia dan 24.324 terinfeksi di Tiongkok per hari ini (5/2). Pandemi seperti ini beberapa kali terjadi dan berpengaruh terhadap pendanaan ke perusahaan swasta, termasuk startup. Asosiasi modal ventura menilai, penurunan investasi akibat virus corona perlu diwaspadai.

Virus Server Acute Respiratory Syndrome (SARS) misalnya, pernah mewabah di Guangdong, Tiongkok pada November 2002. Pandemi itu menyebabkan 774 orang meninggal dunia dan 8.098 terinfeksi di 26 negara.

Berdasarkan riset CB Insights, pendanaan ke perusahaan swasta (private market funding) di Asia menurun 27% pada 2003 dibanding 2002. Penurunan itu berlanjut pada 2004, 29% dibanding 2002 atau 3% dibanding 2003.

WHO baru mengumumkan Tiongkok bebas dari kasus SARS pada Mei 2004. Pendanaan ke swasta pun meningkat 56% secara tahunan (year on year/yoy) pada 2005. 

Pendanaan yang dimaksud berupa investasi langsung dari modal ventura (venture capital) maupun akuisisi atau merger. (Baca: Menko Airlangga: Virus Corona Ganggu Industri Farmasi & Pariwisata)

Penurunan pendanaan ke perusahaan swasta juga terjadi ketika Zika mewabah di Brasil pada 2005. Pandemi itu menyebar ke seluruh Amerika Selatan, termasuk Amerika Serikat.

Saat itu, pendanaan ke swasta hanya tumbuh 5% pada 2005. Lalu, nilainya menurun 49% yoy pada 2016. Kemudian investasinya naik 404% pada 2017 atau ketika kasus Zika tidak ada lagi.

Kini, virus corona merebak dan belum ada studi terkait dampaknya terhadap pendanaan ke swasta termasuk startup. “Tetapi, kita harus tetap waspada dan antisipasi tentunya,” kata Ketua Asosiasi Modal Ventura Indonesia (Amvesindo) Jefri Sirait kepada Katadata.co.id, kemarin (4/2).

Dari sisi pendanaan, kata dia, perlu ada kajian terkait rerata besaran investasi yang masuk dari Tiongkok ke Indonesia. Selain itu, perlu diperhitungkan seberapa besar pengaruh pertumbuhan ekonomi Negeri Tirai Bambu terhadap Indonesia.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...