Erick Thohir Bakal Evaluasi Kinerja BUMN yang Punya Kampus
Tak hanya perhotelan dan rumah sakit, sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga diketahui memiliki bisnis sampingan di bidang pendidikan. Menteri BUMN Erick Thohir pun menyatakan akan mengevaluasi kinerja dari perusahaan-perusahaan pelat merah tersebut.
"Saya tidak ingin BUMN apa saja ada, saya akan review apa BUMN perlu punya universitas, karena bersaing di bisnis intinya saja belum survive, apalagi menjalankan bisnis nonintinya," kata Erick dalam acara Program Magang Mahasiswa Bersertifikat (PMMB) di Menara Mandiri, Jakarta, Rabu (12/2).
Menurut dia, BUMN tak perlu ikut terjun dalam industri pendidikan. Perusahaan negara seharusnya bekerja sama dengan universitas yang sudah ada dalam membuat program pendidikan yang dibutuhkan.
(Baca: Menteri Erick Targetkan Konsolidasi Besar Rumah Sakit BUMN Tahun Ini)
Kerja sama antara universitas dan BUMN maupun swasta mampu meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Ini sesuai dengan salah satu visi Presiden Joko Widodo.
Untuk mendukung visi Jokowi, Kementerian BUMN antara lain telah mengubah porsi dana dalam program tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility/ CSR) perusahaan pelat merah menjadi 30% untuk pendidikan dari sebelumnya hanya 22%.
"Saya ingin memastikan link and macth tidak hanya teori, tapi mendidik mahasiswa jadi profesional," ujarnya.
(Baca: Bertemu OJK, Nasabah Jiwasraya Tuntut Klaim Dibayar Tuntas dan Tunai)
Adapun BUMN kini turut mengelola universitas, antara lain PT Telekomunikasi Indonesia Tbk melalui Telkom University dan Institut Teknologi Telkom Surbaya, PT Semen Indonesia Tbk melalui Universitas Internasional Semen Indonesia, PT Pertamina melalui Universitas Pertamina, PT PLN melalui Sekolah Tinggi Teknik PLN, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk melalui BRI Institute, PT Pos Indonesia melalui Politeknik Pos Indonesia, dan PT Bank Mandiri Tbk melalui Mandiri University.
Sebelumnya, Kementerian BUMN menyatukan bisnis perhotelan milik seluruh BUMN dan anak usaha di bawah PT Hotel Indonesia Natour. Sementara bisnis rumah sakit disatukan di bawah Indonesia Healthcare Corporation.