Korban Tewas Virus Corona Tembus 2.000, Uji Coba Vaksin Butuh 18 Bulan
Jumlah korban tewas akibat virus corona di seluruh dunia bertambah menjadi 2.005 orang. Sementara total kasus infeksi covid-19 kini mencapai 75.121, mayoritas berada di daratan Tiongkok.
Dikutip dari CNN, Komisi Kesehatan Provinsi Hubei melaporkan 132 kematian baru pada Selasa (19/2), membuat jumlah korban tewas akibat virus corona di Provinsi tersebut mencapai 1.921.
Dengan laporan tersebut, total korban tewas di daratan Tiongkok mencapai sedikitnya 2.000 orang dan di seluruh dunia mencapai 2.005 orang. Terdapat lima laporan kematian di luar Tiongkok akibat virus corona yakni masing-masing satu orang di Hong Kong, Taiwan, Jepang, Filipina, dan Prancis.
Di Singapura, terdapat lima kasus baru infeksi virus corona sehingga total kasus mencapai 81. Sementara lima pasien yang sebelumnya didiagnosis terjangkit virus telah dipulangkan dari rumah sakit sehingga total pasien yang telah dinyatakan sembuh di Negeri Jiran tersebut mencapai 29 orang.
(Baca: Dampak Virus Corona, Impor Buah dari Tiongkok Ditunda Hingga Mei)
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menjelaskan pengembangan vaksin untuk virus corona dapat memakan waktu 12 bulan hingga 18 bulan. Namun, vaksin sedang disiapkan untuk situasi terburuk.
"Pengembangan vaksin tidak boleh dilewatkan," kata Tedros.
Adapun persiapan jangka panjang tersebut perlu diseimbangkan dengan solusi kesehatan bagi penderita infeksi virus tersebut dan menjaga tingkat kematian rendah.
Direktur Departemen Manajemen Bahaya Infeksi WHO memperkirakan ada kandidat untuk vaksin virus corona dalam waktu 16 minggu. Namun, pengembangan dan percobaan selama berbulan-bulan untuk membuktikan efektivitasnya pada manusia akan membutuhkan waktu.
Briand mengatakan tidak ada data baru tentang pengembangan vaksin sejak pertemuan penelitian coronavirus WHO awal bulan ini.
Direktur Eksekutif WHO untuk Program Keadaan Darurat Kesehatan Mike Ryan mengatakan banyak nyawa yang tetap dapat diselamatkan dalam beberapa bulan mendatang bahkan tanpa vaksin. Investasi segera diperlukan untuk mendukung sistem kesehatan dan menyediakan perawatan.
"Ada orang yang sakit dan sistem kesehatan yang rentan sekarang. Kita bisa menyelamatkan banyak nyawa melalui terapi suportif," kata dia.
(Baca: Tiongkok Kembangkan Terapi Plasma untuk Pasien Virus Corona)