RI Gandeng Denmark & Korsel Dorong Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
Pemerintah menggandeng Denmark dan Korea Selatan meluncurkan program nasional kemitraan untuk pertumbuhan ramah lingkungan dan tujuan global atau P4G. Program ini bertujuan mencapai pembangunan berkelanjutan atau SDGs.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa berharap, program P4G dapat mendukung terjalinnya bentuk-bentuk kemitraan baru dan inovatif dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi hijau di Indonesia. "Salah satunya adalah menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan terciptanya kesetaraan sosial dan perlindungan terhadap sumber daya lingkungan," kata Suharso dalam acara peluncuran P4G 2030 National Platform di kantornya, Senin (24/2).
Hal ini sebenarnya juga telah dicanangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Selain itu, P4G juga bertujuan mendukung Indonesia mengembangkan berbagai skema kemitraan publik swasta yang inovatif dalam aksi perubahan iklim.
(Baca: Mitigasi Bencana, 8 Kementerian dan Lembaga Antre Asuransikan Gedung)
Apalagi, dunia kini menghadapi tantangan yang berat dalam menghadapi dampak perubahan iklim. "Terutama, dampak iklim yang mulai dirasakan di berbagai daerah di Indonesia," ujarnya.
Saat ini, P4G telah mendukung sejumlah kemitraan di Indonesia, di antaranya peningkata kerja sama kemitraan dan dua kerja sama rintisan.
Kemitraan tersebut yakni pertama, The Energy Efficiency Alliance for Industry. Inisiatif ini menggabungkan demand aggregation model, kemitraan dengan perusahaan manufaktur, serta akses pendanaan dan penyelarasan kebijakan dalam mengatasi hambatan bagi sektor swasta untuk berinvestasi dalam efisiensi energi.
Kedua, PlusPlus yakni kemitraan untuk memberikan akses pendanaan kepada usaha kecil menengah, baik di sektor pertanian maupun pangan. "Akses ini diberikan dengan menyediakan platform online crowdfunding," ucap dia.
Ketiga, 3R Initiative yaitu kemitraan untuk membangun crediting mechanism terkait upaya pengurangan dan daur ulang sampah plastik sehingga mendorong investasi.
Keempat, Sustainable Sourcing at Scale. Kemitraan ini mengimplementasikan konsep verified sourcing areas. Implementasi tersebut guna mempercepat proses sertifikasi budidaya pertanian berkelanjutan.
(Baca: Bappenas: Virus Corona Pangkas Potensi Pertumbuhan Ekonomi RI 0,3%)
Kelima, Clean Energy Investment Accelerator. Kemitraan ini berfungsi untuk meningkatkan akses dan mendorong investasi pada energi baru dan terbarukan melalui tiga pilar. Ketiga pilar tersebut yakni purchasers, pipeline, dan policies.
Keenam, Food Delivery Companies for SDGs 12. Kemitraan ini bekerja sama dengan perusahaan makanan dan minuman untuk mengembangkan kebijakan mengurangi penggunaan plastik dalam kegiatan usahanya.
Ketujuh, Indonesia Food Loss and Waste Partnership. Kemitraan tersebut bertujuan untuk membangun program lintas sektor untuk mengurangi food loss and waste di Indonesia sebanyak 50 persen pada 2030.