Makin Meluas, Virus Corona di AS Capai Lebih 1.000 Kasus

Image title
Oleh Ekarina
11 Maret 2020, 16:46
Makin Meluas, Virus Corona di AS Capai Lebih 1.000 Kasus.
ANTARA FOTO/REUTERS/Ronen Zvul
Ilustrasi penyebaran wabah corona di negara dunia. AS melaporkan sudah ada sekitar 1.000 kasus corona dengan angka kematian sekitar 28 orang.

Wabah virus corona telah mencapai lebih dari 1.000 kasus di Amerika Serikat (AS) . Virus Covid-19 yang menyerupai flu ini menyebar luas ke sejumlah negara bagian Negeri Paman Sam. 

Hingga Selasa malam, setidaknya ada 1.020 kasus di AS, menurut data Universitas Johns Hopkins, seperti yang dilansir dari laman CNBC.com.

Virus ini kini telah menjangkit 35 negara bagian dan distrik Columbia, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit. Hampir setengah dari semua kasus AS berada di negara bagian seperti Washington, California dan New York.

Dari seribu kasus virus corona di AS yang terdata, sebanyak 28 pasien meninggal dunia. Kasus Covid-19 pertama yang dikonfirmasi di AS dilaporkan di negara bagian Washington pada Januari lalu.

(Baca: Presiden Donald Trump Pastikan Tak Alami Gejala Corona)

Ada lebih dari 100 kasus yang dikonfirmasi di AS pada 4 Maret, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Sejak itu, virus telah menyebar dengan cepat dari pusat endemi AS dan di seluruh negeri.

Seorang pejabat mengkritik langkah pemerintah, terkait kapasitas AS untuk menguji virus. Tes awalnya dirusak oleh masalah kontrol kualitas, menunda pengujian kepada warga Amerika yang atau mengira mereka terinfeksi dan mendorong beberapa negara bagian seperti New York untuk meminta persetujuan darurat untuk menggunakan alat tes mereka sendiri.

Kurangnya dana disebut sebagai alasan lambatnya respons pemerintah terhadap penanganan wabah tersebut, Direktur CDC Robert Redfield  kepada anggota parlemen Selasa (11/3).

"Yang benar adalah kita kurang berinvestasi di laboratorium kesehatan masyarakat," kata Redfield. "Tidak ada cukup peralatan, tidak ada cukup banyak orang, tidak ada kapasitas internal yang cukup, tidak ada kapasitas pencarian," tambahnya. 

(Baca: Cerita Orang Indonesia Jalani Isolasi saat Wabah Corona di Tiongkok )

Pekan lalu, Presiden AS Donald Trump menandatangani tagihan pengeluaran US$ 8,3 miliar untuk memerangi penyebaran virus corona baru, menyuntik miliaran dolar ke dalam upaya pencegahan dan penelitian dengan harapan dapat segera memproduksi vaksin untuk penyakit tersebut.

Ahli epidemiologi dan spesialis kesehatan masyarakat mengatakan jumlah infeksi kemungkinan jauh lebih besar daripada jumlah kasus yang didiagnosis dengan lab. CDC telah memperingatkan bahwa virus itu kemungkinan akan terus menyebar.

Langkah Antisipasi 

Sejumlah kota yang dilanda wabah corona terus mengambil langkah cepat untuk membendung virus. Gubernur New York Andrew Cuomo mengumumkan negara bagian sedang mengerahkan Pengawal Nasional ke New Rochelle, sebuah titik pusat coronavirus di utara Kota New York.

Komisaris kesehatan negara bagian tersebut, Dr. Howard Zucker, mengatakan negara bagian ini akan memperbesar startegi pertahanan dan strategi mitigasi.

Gubernur Washington Jay Inslee Selasa memperingatkan bahwa kasus bisa mencapai 64.000 pada Mei mendatang jika pejabat kesehatan dan masyarakat tidak dapat menahan wabah itu sekarang.

"Jika kita berasumsi ada 1.000 orang atau lebih yang memiliki virus saat ini, apa yang dikatakan para ahli, dalam epidemi seperti ini dan melihat karakteristik virus ini, orang yang terinfeksi akan berlipat ganda di mana saja dari lima hingga delapan hari, " katanya. 

(Baca: Menteri Kesehatan Inggris Positif Terjangkit Corona )

Tak hanya itu, belasan universitas telah membatalkan kelas di kampus dan memindahkan kursus online untuk mencegah penyebaran. Beberapa perusahaan telah memberi tahu karyawan untuk bekerja dari rumah termasuk Google, yang memberlakukan kebijakan tersebut kepada lebih dari 100.000 karyawannya di Amerika Utara.

Pasar berfluktuasi liar di tengah penyebaran virus. Saham terpukul melalui aksi jual bersejarah pada Senin (9/3), namun mengembalikkan sebagian besar kerugian tersebut selama sesi perdagangan kemarin. 

Hingga hari ini, Rabu (11/3) jumlah kasus corona di seluruh dunia telah mencapai 119.389 kasus dengan tambahan 466 kasus baru di seluruh negara dunia. Adapun korban meninggal akibat wabah itu kini mencapai 4.300 orang dengan mayoritas korban meninggal di Tiongkok. 

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...