Tertekan Dampak Corona, Apindo Proyeksi Ekonomi Hanya Tumbuh 4,5%

Image title
12 Maret 2020, 20:05
Petugas memeriksa suhu tubuh pengunjung pusat perbelanjaan Lippo Plaza Sunset di kawasan Kuta, Badung, Bali, Kamis (12/3/2020).
ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/aww.
Petugas memeriksa suhu tubuh pengunjung pusat perbelanjaan Lippo Plaza Sunset di kawasan Kuta, Badung, Bali, Kamis (12/3/2020).

Akibat pandemi virus corona Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi hanya mencapai 4,5%. Pasalnya, pandemi virus corona menyebabkan kepanikan di masyarakat yang berkepanjangan.

Ketua Umum Apindo Hariyadi Sukamdani mengatakan, jika dalam beberapa bulan ke depan kepanikan yang terjadi membuat daya beli masyarakat masih lesu, maka dapat dipastikan target pertumbuhan ekonomi yang diproyeksikan sebelumnya tidak tercapai. Terlebih, dalam waktu dekat akan ada bulan Ramadan dan Idul Fitri.

"Tergantung kepanikan masyarakat, kalau terus-terusan seperti ini bisa sampai 4,5% atau kurang," ujar Hariyadi saat menggelar konferensi pers di Jakarta, Kamis (12/3).

Menurutnya, dampak wabah virus corona sangat mempengaruhi perekononi baik di dalam maupun luar negeri, salah satunya sektor industri manufaktur yang merupakan industri pada karya. Berdasarkan catatan Apindo, jumlah ekspor dan impor manufaktur ke Tiongkok masing-masing mencapai US$ 26 milar dan US$ 37 milar. Mayoritas impor yang dilakukan adalah terkait bahan baku dan hingga saat ini masih terhambat.

(Baca: Tangkal Dampak Corona, Jokowi Instruksikan Belanja Negara Dipercepat)

Sebelumnya, lembaga pemeringkat Moody’s Investors Service menurunkan prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini, dari 4,9% menjadi 4,8%. Proyeksi Moody's ini juga didasarkan karena keberadaan pandemi virus corona menyebabkan perlambatan aktivitas ekonomi secara global.

Sementara, untuk negara-negara G-20, prediksi pertumbuhan ekonominya masing-masing hanya 2,1%, turun 0,3% dari angka perkiraaan sebelumnya. Pelemahan konsumsi dan produksi, terutama akan dirasakan oleh Tiongkok, tempat wabah virus tersebut bermula.

Laporan Moody's berjudul Global Macro Outlook 2020-2021 menyebut risiko resesi global makin meningkat, seiring meluasnya wabah virus corona. Moody's menilai, semakin lama wabah ini terjadi akan mempengaruhi kegiatan ekonomi, permintaan terganggu dan mengarah ke resesi.

(Baca: Permintaan Turun Terdampak Corona, Pengusaha Tingkatkan Efisiensi)

Reporter: Tri Kurnia Yunianto
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...