East Ventures Investasi di Startup Riset Mikrobioma, Nusantics

Fahmi Ahmad Burhan
20 Maret 2020, 15:11
East Ventures Investasi di Startup Riset mikrobioma lokal, Nusantics
east ventures
(Kiri ke kanan) Co-founder dan COO Nusantics Vincent Kurniawan, Co-founder dan CEO Sharlini Eriza Putri, dan Co-founder dan CTO Revata Utama

Modal ventura East Ventures mengumumkan pendanaan tahap awal di startup di bidang teknologi genomika Nusantics, di tengah pandemi corona. Dana segar itu akan digunakan Nusantics untuk pengembangan hingga penerapan ragam riset genomika dan mikrobioma.

Perusahaan rintisan itu didirikan oleh Sharlini Eriza Putri, Vincent Kurniawan, dan Revata Utama pada 2019. Sharlini meraih gelar insinyur di Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Imperial College London, sedangkan Vincent lulusan CSPU-Pomona, Amerika Serikat (AS). Lalu, Revata merupakan ilmuwan di bidang bioteknologi genomika, lulusan National University of Singapore.

Nusantics mengklaim sebagai startup lokal pertama yang dapat menganalisis profil mikrobioma. Dalam pengertian sederhana, mikrobioma adalah ekosistem kompleks yang terdiri dari mikroorganisme seperti bakteri, virus hingga jamur yang hidup di permukaan dan dalam tubuh semua makhluk hidup, termasuk manusia.

(Baca: Startup Pengolah Limbah RI Waste4Change Disuntik Modal 3 Investor)

Setiap orang memiliki profil mikrobioma unik yang berperan penting dalam sistem imunitas mereka. “Mereka (mikrobioma) berperan penting dalam menciptakan ekosistem yang sehat, tetapi juga menjadi faktor utama dibalik terjadinya pandemi global," kata Co-founder dan CEO Nusantics Sharlini Eriza Putrie dalam siaran pers, Jumat (20/3). 

Nusantics percaya bahwa pemahaman terkait mikrobioma dapat membantu konsumen memilih produk yang paling tepat dan dibutuhkan oleh tubuh mereka. Analisis mikrobioma juga membantu industri dan konsumen dalam mempertimbangkan dampak setiap keputusan mereka bagi kesehatan dan keberlangsungan alam. 

Perusahaan rintisan itu pun berfokus menyasar sektor kecantikan. Berdasarkan riset Nielsen dan EuroMonitor bertajuk Beauty Market Survey, nilai pasar kecantikan di Indonesia mencapai Rp 36 triliun pada 2018. Sekitar 31,7% di antaranya berasal dari produk perawatan kulit.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...