Hooq Berencana Likuidasi karena Belum Profit, Layanannya Tetap Jalan

Cindy Mutia Annur
30 Maret 2020, 14:11
Hooq Ajukan Likuidasi Akibat Belum Profit, Layanan Belum Ditutup
Google Play Store
Ilustrasi platform Hooq

Startup penyedia layanan video on demand (VoD) Hooq mengajukan likuidasi di Singapura. Alasannya, perusahaan belum mampu tumbuh secara memadai untuk memberikan pengembalian modal yang berkelanjutan atau menutupi biaya operasional yang meningkat.

Advertisement

Meski begitu, perusahaan belum menutup layanannya. “Belum tutup layanan tapi pemegang saham Hooq filing likuidasi di Singapura,” kata  Country Head Hooq Indonesia Guntur Siboro kepada Katadata.co.id, Senin (30/3).

Likuidator akan menyelenggarakan rapat pemegang saham dan kreditur dalam dua hingga tiga minggu ke depan. Rapat itu membahas kelanjutan bisnis Hooq. “Ini keputusan pemegang saham jadi kami tidak bisa mengomentari,” katanya.

(Baca: Transaksi Naik, Hooq, iFlix, Viu dan GoPlay Beri Diskon Work from Home)

Hooq merupakan perusahaan patungan antara Singapore Telecommunications Ltd (Singtel), Sony Pictures Television, dan Warner Bros Entertainment, yang didirikan pada 2015. Singtel memiliki 76,5% saham efektif tidak langsung di Hooq.

Perusahaan rintisan itu dinilai gagal menghasilkan keuntungan besar, karena persaingan yang ketat. Salah satu pesaing Hooq yakni Netflix Inc.

Dikutip dari Reuters, Hooq berharap, likuidasi tidak berdampak material terhadap aset berwujud bersih (Net Tangible Assets) atau laba per saham Singtel. (Baca: Trafik Melonjak di Tengah Pandemi Corona, Netflix Sempat Down)

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement