Stok Beras Terancam Akhir Tahun, Pemerintah Disarankan Impor
Indonesia diperkirakan akan kekurangan stok beras pada akhir tahun ini. Pengamat menyarankan pemerintah mempertimbangkan impor guna mencegah kondisi tersebut.
Pengamat Pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia Khudori mengatakan, pemerintah dapat menentukan keputusan impor bila telah mengetahui hasil panen saat musim kemarau pada Agustus. "Kalau sudah tahu gambaran panen, Agustus atau September bisa diputuskan perlu impor atau tidak," kata Khudori kepada Katadata.co.id, Senin (27/4).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, produksi beras pada Januari-April 2019 mencapai 13,62 juta ton. Sementara pada Januari-April 2020, produksi beras diperkirakan turun menjadi 10,84 juta ton.
Penurunan produksi terjadi lantaran adanya pergeseran musim panen akibat kemarau panjang pada tahun lalu. Sebagaimana diketahui, musim panen pada tahun ini terjadi pada April-Mei atau mundur sebulan dari tahun lalu.
(Baca: Ancaman Krisis Pangan, Jokowi Minta Ketersediaan Beras Dihitung Cermat)
Oleh karena itu, pemerintah perlu memastikan panen pada musim kemarau tak terganggu. Pemerintah juga perlu memastikan akses sarana produksi seperti bibit, pupuk, hingga air.
"Kalau tidak, ada potensi harga naik dan shock beras terjadi," ujar dia.
Peneliti lembaga kajian ekonomi Institute for Development of Economics and Finance Rusli Abdullah juga mengatakan stok beras diperkirakan defisit pada akhir tahun ini. Impor pun perlu dilakukan pada September mendatang.