Di Tengah Pandemi, 17 Kapal Pesiar Akan Berlabuh di Jakarta dan Bali

Dimas Jarot Bayu
4 Mei 2020, 19:32
kapal pesiar, pandemi corona
ANTARA FOTO/Aji Styawan/pd.
Sejumlah penumpang kapal pesiar MV Columbus berbendera Bahama turun dari kapal yang sandar di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Jawa Tengah, Jumat (13/3/2020).

Sebanyak 17 kapal pesiar  akan berlabuh di Indonesia dalam dua pekan mendatang. Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengatakan, informasi berdasarkan laporan dari Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat rapat terbatas melalui video conference, Senin (4/5).

"Sekitar 17 kapal pesiar akan berlabuh di Tanjung Priok, Jakarta dan Benoa, Bali," kata Doni pada Selasa (4/5).

Selain 17 kapal pesiar, sebanyak 12.578 anak buah kapal (ABK) asal Indonesia akan kembali ke Tanah Air. Tak hanya itu, ada 70.367 pekerja migran pulang kampung ke Indonesia.

(Baca: Selama Belum Ada Vaksin, Gugus Tugas Tak Jamin Indonesia Bebas Corona)

Pemerintah akan mengawasi para ABK karena rawan menjadi klaster baru yang menularkan virus corona di dalam negeri. Atas dasar itu, pemerintah akan menambah fasilitas isolasi bagi ABK dan TKI yang kembali ke Tanah Air.

Penambahan tersebut dengan menyisir titik debarkasi atau penurunan penumpang yang memiliki fasilitas isolasi mencukupi. "Manajemen diatur dengan baik oleh Kementerian Luar Negeri, Kementerian Kesehatan, Polri, TNI dan Gugus Tugas," kata Doni.

Doni menyebut ada empat klaster pandemi corona yang perlu diwaspadai menularkan corona di tengah masyarakat. Keempatnya adalah klaster jemaah tabligh, klaster Gowa di Sulawesi Selatan, klaster rembesan pemudik, dan klaster industri. Khusus klaster industri, Doni mengatakan bahwa pemerintah telah melakukan rapid test bagi karyawan PT HM Sampoerna di Surabaya, Jawa Timur.

Tindakan ini menyusul temuan puluhan karyawan pabrik rokok tersebut positif menderita corona. "Ini sudah diisolasi oleh Pemda Jawa Timur bersama tim Gugus Tugas," kata Doni.

Advertisement

(Baca: Tambahan Terbanyak Kasus Baru Corona di RI Berasal dari Jawa Barat)

Terkait klaster pemudik, Doni kembali mengingatkan mereka agar mematuhi larangan pemerintah. Sebab, masyarakat yang mudik berpotensi meningkatkan kasus positif virus corona di berbagai daerah.

Padahal, Doni menyebut ada beberapa daerah yang hingga saat ini sudah tidak mengalami peningkatan kasus corona. "Jangan sampai gara-gara kehadiran pemudik malah menimbulkan persoalan baru," kata Doni.

Penambahan kasus corona di berbagai daerah akan menyulitkan para tenaga kesehatan. Sebab, kemampuan tenaga kesehatan yang ada di daerah terbatas.

Saat ini dokter spesialis paru di Indonesia hanya sebanyak 1.973 orang. Dengan demikian, satu dokter spesialis paru harus melayani 1,2 juta warga Indonesia.

Itu pun, lanjutnya, tidak semua tersebar merata di seluruh daerah Indonesia. "Di daerah itu tidak ada dokter paru, sangat terbatas," kata Doni.

(Baca: Indonesia Siap Produksi Alat Tes Corona, Bagaimana dengan Obatnya?)

Reporter: Dimas Jarot Bayu
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement