Indonesia Siap Produksi Alat Tes Corona, Bagaimana dengan Obatnya?

Pingit Aria
4 Mei 2020, 16:46
Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan cepat atau rapid test COVID-19 di Pasar Sentra Antasari, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Senin (4/5/2020). Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin melakukan rapid test secara acak terhadap juru parkir, pedagang dan orang
ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/pras.
Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan cepat atau rapid test COVID-19 di Pasar Sentra Antasari, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Senin (4/5/2020). Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin melakukan rapid test secara acak terhadap juru parkir, pedagang dan orang-orang yang berpotensi terpapar COVID-19 saat beraktivitas di ruang publik.

Virus corona terus menyebar di Indonesia. Hingga Senin (4/5), jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia mencapai 11.587 dengan tambahan 395 kasus sejak kemarin. Pemerintah pun terus melakukan berbagai upaya untuk menaggulanginya.

Dari sisi riset, pemerintah tengah mengupayakan produksi alat tes virus corona dan ventilator secara mandiri. Begitu juga penelitian untuk menemukan obat dan terapi untuk Covid-19 terus dilakukan.

Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi (BRIN) Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro menyampaikan beberapa perkembangannya:

Alat Tes

Bambang mengatakan pada Mei 2020, akan diluncurkan produksi massal 10 ribu perangkat tes cepat (rapid test kit) untuk mendeteksi Covid-19. “Ditargetkan pekan depan 10 ribu rapid test kit selesai diproduksi,” ujarnya dalam konferensi pers, Minggu (3/5).

Sebanyak 10 ribu perangkat itu merupakan uji diagnostik cepat (Rapid Diagnostic Test/RDT) untuk mendeteksi IgG/IgM berbasis peptide sintesis, yang akan diproduksi paling lambat 8 Mei 2020.

(Baca: Positif Corona di RI 11.587 Orang, Hampir 2.000 Pasien Telah Sembuh)

Bambang menuturkan, saat ini perangkat tersebut sedang dalam tahapan produksi massal yang dikerjakan oleh Konsorsium Riset Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dengan Universitas Airlangga dan Universitas Gadjah Mada.

Perangkat tes tersebut mendeteksi virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 menggunakan antibodi IgG dan IgM yang ada di dalam darah.

Selain itu, pada akhir Mei 2020, ditargetkan perangkat tes berbasis PCR (PCR test kit) dapat diproduksi hingga 50.000 unit. Saat ini sedang berlangsung uji validasi produk.

Ventilator

Sebagian ventilator khusus karya anak bangsa saat ini menjalani uji ketahanan tahap akhir sebelum dapat digunakan untuk penanganan Covid-19. Nantinya setelah melalui uji ketahanan, ventilator tersebut selanjutnya akan diuji secara klinis dan diperkirakan akan memakan waktu selama sepekan.

"Sehingga diharapkan pertengahan Mei ini, kita sudah bisa melihat ventilator produksi Indonesia yang diproduksi oleh mitra industri," kata Bambang.

Untuk memproduksi ventilator tersebut, Kemenristek, katanya, bekerja sama dengan beberapa konsorsium BUMN dan juga perusahaan swasta.

(Baca: Menanti Mitra, Ventilator Lokal Siap Diproduksi Massal Pertengahan Mei)

Empat prototype ventilator yang saat ini sudah melalui proses pengujian BPFK dan sedang diuji secara klinis adalah prototype yang berasal dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) serta dari salah satu perusahaan swasta PT. Dharma.

Menristek berharap produksi ventilator tersebut ke depan dapat memenuhi kebutuhan dalam perang melawan Covid-19, yang menurut diskusinya dengan Kemenkes dibutuhkan sekitar 1.000 ventilator jenis continuous positive airway pressure (CPAP) dan sekitar 668 ventilator jenis Ambu Bag.

"Jenis Ambu Bag yang dibuat BPPT bisa juga dipakai untuk ruang instalasi gawat darurat (IGD). Jadi sangat membantu pasien yang kebetulan sedang berada dalam kondisi emergency," katanya.

Sementara itu, sebagian dari ventilator lainnya, kata dia, dapat digunakan untuk pasien yang berada di ruang operasi, sehingga penanganan pasien COVID-19 diharapkan dapat semakin optimal.

"Ke depan kami akan mengembangkan juga ventilator yang nantinya bisa dipakai di intensive care unit (ICU)," kata Bambang.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...