Pasokan Global Diramal Turun, Harga Minyak Kembali Menguat
Harga minyak mentah kembali naik, ditopang oleh proyeksi International Energy Agency (IEA) yang menyatakan pasokan minyak global lebih rendah pada semester II 2020.
Mengutip Bloomberg, Jumat (15/5) pukul 07.15 WIB, harga minyak jenis Brent untuk kontrak pengiriman Juli 2020 tercatat sebesar US$ 31,34 per barel, naik tipis 0,67%. Sementara, minyak jenis west texas intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Juni 2020 berada di level US$ 27,51 per barel.
Harga minyak sudah bergerak naik selama dua pekan terakhir, karena optimisme pelaku pasar terkait pemulihan ekonomi. Optimisme muncul dari harapan beroperasinya kembali pusat-pusat bisnis, seiring dengan kebijakan pelonggaran karantina wilayah atau lockdown.
Sebelumnya, pelaku pasar sempat cemas karena pernyataan Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve Jerome Powell. Dalam sebuah wawancara, Powell menyatakan pemulihan ekonomi akibat pandemi corona kemungkinan berjalam lambat.
Meski demikian, kecemasan ini diredam dengan rilis data Energy Information Administration (EIA), yang melaporkan cadangan minyak AS ternyata turun. Laporan EIA mengatakan, persediaan minyak mentah AS turun 745.000 barel menjadii 531,5 juta barel. Hal ini dipandang akan makin meningkatkan permintaan.
(Baca: Ditopang Optimisme Pulihnya Permintaan, Harga Minyak Merangkak Naik)
Optimisme pelaku pasar makin menguat saat EIA memperkirakan pasokan minyak mentah global menyusut sekitar 5,5 juta barel per hari (bpd) di paruh kedua tahun ini.
"Sementara dinamika penawaran dan permintaan ini tentu saja mampu mendorong harga dalam waktu dekat, tingkat rekor potensial pasokan minyak mentah global akan tetap sebagai kekuatan yang harus diperhitungkan," kata Presiden Ritterbusch and Associates Jim Ritterbusch, dalam laporannya dilansir dari Reuters, Jumat (15/5).
Sebelumnya, pelaku pasar merespon positif pernyataan Arab Saudi pada hari Senin (11/5), yang menyatakan akan mengurangi produksi sebesar 1 juta bpd bulan depan. Kebijakan ini, akan menambah pemangkasan produksinya menjadi 7,5 juta bpd, turun hampir 40% dari April 2020.
Pernyataan ini, dinilai pelaku pasar semakin menguatkan komitmen negara-negara produsen minyak (OPEC), yang telah sepakat memangkas produksi sebesar 9,7 juta bpd selama Mei-Juni 2020. Kebijakan pemangkasan ini diambil sebagai respons atas anjloknya permintaan minyak global, yang mencapai 30%.
(Baca: Harga Minyak Indonesia Terus Anjlok, Formula Harganya Jadi Sorotan)