Permintaan Meningkat Selama Corona, Ekspor Rempah RI Naik 19,28%

Rizky Alika
25 Juni 2020, 17:59
Permintaan Meningkat Selama Corona, Ekspor Rempah RI Naik 19,28%.
ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra
Perajin minuman jamu UMKM. Kemendag mencatat kenaikan ekspor rempah selama pandemi corona atau per periode Januari hingga April 2020.

Pandemi corona telah mendorong permintaan produk rempah asal Indonesia. Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat ekspor rempah Indonesia pada Januari hingga April 2020 mencapai US$ 218,69 juta atau naik 19,28% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. 

"Walau posisi sulit, potensi (ekspor) ada dan ini keinginan kita bersama untuk meningkatkan rempah ke pasar dunia ," kata Direktur Pengembangan Produk Ekspor Kementerian Perdagangan Olvy Andrianita dalam diskusi perdagangan virtual, Kamis (25/6).

Padahal, bila dibandingkan dengan tren ekspor rempah Indonesia pada periode 2015-2019, terdapat penurunan 7,90%. Sementara, nilai ekspor rempah pada 2019 sebesar US$ 643,42 juta atau meningkat 2,84% dibandingkan 2018.

(Baca: Kemendag Perkuat Strategi Penetrasi Pasar Ekspor Lada)

Pada periode Januari-April 2020, rempah yang paling banyak diekspor antara lain yakni lada piper (utuh) sebesar US$ 40,88 juta atau 18,7% dari total ekspor rempah, cengkeh (utuh) US$ 37,26 juta (17,04%), pala (utuh) US$ 26,47 juta (12,11%), dan bubuk kayumanis US$ 25,38 juta (11,61%),

Kemudian, ekspor mace sebesar US$ 18,67 juta (8,54%), vanilla US$ 16,67 juta, kayumanis (utuh) dengan nilai US$ 12,97 juta (5,93%), kayumanis US$ 11,54 juta (5,28%), kapulaga US$ 7,67 juta (3,51%), bubuk pala US$ 7,04 juta (3,22%), mace bubuk US$ 3,9 juta (1,83%), dan rempah lainnya.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...