Ragam Strategi UMKM di Tengah Pandemi Covid-19

Rizky Alika
26 Juni 2020, 20:03
Ilustrasi, pelaku UMKM memproduksi pelindung wajah atau face shield. Pandemi corona membuat UMKM menata strategi bisnis dan berinovasi untuk menjaga keberlangsungan usaha.
ANTARA FOTO/Feny Selly/hp.
Ilustrasi, pelaku UMKM memproduksi pelindung wajah atau face shield. Pandemi corona membuat UMKM menata strategi bisnis dan berinovasi untuk menjaga keberlangsungan usaha.

Pandemi virus corona atau Covid-19 membuat pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menata ulang strategi bisnis. Salah satunya Little Thougts Planner, yang mengubah lini bisnis dari jasa perencana pesta menjadi produsen pelindung muka atau face shield.

Dalam seminar virtual atau webinar 'Kisah Sukses UMKM: Adaptasi & Inovasi di Tengah Pandemi' yang diselenggarakan Katadata, pendiri Little Thoughts Planner Ola Harika Rachman mengungkapkan, perubahan lini bisnis dilakukan agar usahanya tetap berjalan dan karyawannya tetap mendapat penghasilan.

Advertisement

"Karyawan tidak dapat penghasilan selama pandemi. Jadi agak menyedihkan. Tapi saya buat ide kreatif, seperti face shield," kata Ola, Jumat (26/6).

Ide tersebut terinspirasi peningkatan kebutuhan alat pelindung diri (APD) di masa pandemi corona. Ia menyebut, pelindung muka merupakan salah satu APD yang mudah diproduksi, serta bisa menggunakan bahan baku yang terjangkau.

Di sisi lain, Little Thoughts telah berpengalaman memproduksi barang, yaitu tas hadiah atau goodie bag. Oleh karena itu, ia mengumpulkan para donatur yang bersedia menyumbangkan dananya untuk membuat 100 produk pelindung muka kepada tim medis.

Saat itu, tim medis yang menerima donasi merespons positif. Sebab, pelindung muka tersebut sesuai dengan standar medis lantaran memiliki penutup di bagian atas serta menggunakan karet di bagian belakang kepala.

(Baca: Bantu Pemulihan Dampak Corona, UMKM akan Masuk e-Katalog LKPP)

"Jadi saya pede produksi face shield untuk dipakai masyarakat," ujar dia.

Meski menemukan solusi, Ola menghadapi beberapa tantangan, karena ia tidak mengetahui cara berbisnis secara daring. Namun, ia menilai para UMKM harus belajar adaptasi dengan perubahan tersebut dengan riset serta bertanya kepada pihak yang berpengalaman.

Lain cerita dengan Pendiri Rumah Bumbu Ratna, Abdul Wahab, yang telah menjalankan usaha bumbu instan di Makassar sejak 2009 lalu. Bukan perubahan produk yang ia jalankan, tetapi memaksimalkan pemasaran melalui platform daring. Cara tersebut, ia nilai mampu memperluas pasar produk.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement