Kapasitas Tes Digenjot, 1.053 Pedagang Pasar Terpapar Covid-19
Ikatan Pedagang Pasar Indonesia atau IKAPPI kembali mencatatkan lonjakan kasus positif virus corona di kalangan pedagang pasar tradisional. Sebanyak 1.053 orang pedagang di 190 pasar di 80 kota dari 26 provinsi diketahui positif corona setelah pemeritah daerah menggencarkan test cepat atau rapid test.
Ketua Bidang Infokom Dewan Pimpinan Pusat IKAPPI, Reynaldi Sarijowan mengatakan, Provinsi DKI Jakarta masih menjadi episentrum penyebaran wabah tertinggi di pasar tradisional dan diikuti wilayah Jawa Timur. Sedangkan wilayah baru yang mencatatkan tambahan kasus cukup tinggi salah satunya, Provinsi Papua.
"Kami mendapatkan penambahan kasus yang cukup tinggi dalam seminggu terakhir dan dilihat dari penambahan itu kebanyakan berada di wilayah yang pemerintah daerahnya masifmelakukan rapid test dan swab test di pasar tradisional," kata Reynaldi melalui siaram pers yang diterima Katadata.co.id, Senin (13/7) malam.
(Baca: Sebanyak 833 Pedagang Pasar Positif Covid-19, Paling Banyak di Jakarta)
Menurut dia, dalam kurun waktu bulan Juni - Juli terjadi peningkatan jumlah pedagang yang terpapar virus corona dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Padahal, seluruh protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah untuk memutus rantai penularan virus corona terus dilakukan.
Oleh karena itu, IKAPPI meminta semua pihak untuk meningkatkan edukasi tentang bahaya wabah ini kepada para pedagang. Selain itu, keterlibatan pedagang dalam proses perumusan kebijakan yang akan di ambil atau protokol kesehatan juga harus segera dilakukan.
"Kami minta agar ada penguatan edukasi dan bahaya Covid-19 dan memperkuat keterlibatan serta peran pedagang dalam proses protokol kesehatan," kata dia.
Menurutnya, selama ini seluruh pasar tradisional yang beroperasi sudah menerapkan protokol kesehatan yakni berupa penggunaan skat plastik untuk menghindari komunikasi langsung antar pedagang dan pembeli. Upaya ini dinilai paling efektif dibandingkan dengan kebijakan ganjil genap atau kebijakan pembatasan jam operasional.
"Karena pembatasan jam operasional dapat meningkatkan penyebaran lantaran akan ada penumpukan di jam-jam tertentu," kata dia.
Sebelumnya, Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, pasar tradisional merupakan salah satu klaster tertinggi penyebaran virus di Ibu Kota dengan persentase 6,8% yang disusul kemudian klaster pekerja migran 5,8%. Sedangkan klaster tertinggi sebagai tempat penyebaran virus berada di rumah sakit dengan persentase 45,26%, disusul klaster komunitas 38%.
(Baca: Tak Efektif Kurangi Kerumunan, Anies Cabut Aturan Ganjil Genap Pasar)
"Saya perlu ingatkan pada semua warga bahwa 66% dari yang kami temukan adalah orang tanpa gejala (OTG). Dia tidak sadar bahwa dirinya telah terekspose," kata Anies dalam video yang diunggah akun YouTube resmi Pemprov DKI Jakarta, Minggu (12/7).
Penambahan kasus penyebaran virus corona di masyarakat hingga kini masih tinggi. Jumlah kasus positif corona di Indonesia bertambah 1.282 menjadi 76.981 orang, berdasarkan rilis data, Senin (13/7). Sedangkan Provinsi DKI Jakarta masih menyumbang kenaikan kasus terbesar yakni 281 orang.
Berikutnya, ada Provinsi Jawa Timur tercatat menyumbang 219 kasus. Sedangkan pasien baru di Sulawesi Selatan bertambah 124 orang. Total ketiga wilayah ini menyumbang 624 atau 48,6% dari kenaikan angka corona Senin kemarin.