Terdampak Pandemi, Ekonomi Indonesia Dinilai Sudah di Ambang Resesi

Rizky Alika
16 Juli 2020, 13:27
Ekonom Nilai Indonesia Sudah di Ambang Resesi Ekonomi.
ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/nz
Deretan gedung bertingkat di Jakarta, Kamis (7/5/2020). Ekonom memperkirakan Indonesia akan berada dalam jurang resesi akibat pandemi corona.

Pandemi corona telah memukul perekonomian global, termasuk Indonesia . Kepala Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah Redjalam pun mengatakan, Indonesia sudah berada pada ambang resesi ekonomi akibat pandemi. 

"Indonesia sudah di depan mata masuk resesi. Resesi adalah sebuah kenormalan baru saat Covid-19 karena melanda semua negara," kata Piter acara DBS Asian Insights Conference 2020: Navigating a Brave New World - Katadata secara daring, Kamis (16/7).

Sebagaimana diketahui, resesi merupakan penurunan kinerja ekonomi yang berlangsung selama beberapa bulan dalam setahun. Salah satu negara tetangga Indonesia yang telah masuk ke dalam jurang resesi yakni Singapura.

Produk Domestik Bruto negara ini minus hingga 41,2%pada kuartal II 2020. Sedangkan pada kuartal I 2020, PDB Singapura terkontraksi 3,3 %.

(Baca: Investasi Lesu saat Corona, Jokowi Andalkan Satu Resep Dorong Ekonomi)

Meski demikian, Piter menilai hal terpenting yang perlu dilakukan saat berada di ambang resesi ialah menjaga dunia usaha dan sektor keuangan agar dapat bertahan. Selain itu, pemerintah harus  memastikan proses pemulihan ekonomi dapat berlangsung cepat. Dengan demikian, Indonesia kemungkinan dapat selamat dari jurang krisis.

Adapun kebijakan fiskal dan moneter Indonesia, menurutnya perlu saling menopang guna mendorong perekonomian. Hal ini juga perlu diikuti dengan kebijakan dalam konteks krisis.

Atas dasar itu, CORE memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan II 2020 akan berada di kisaran minus 5%. Setelah itu, pertumbuhan ekonomi triwulan III 2020 sebesar minus 3-4% dan triwulan IV minus 1-2%.

Di sisi lain, pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) memang diprediksi dapat dapat membantu pemulihan ekonomi. "Tapi ekonomi masih terkontraksi atau resesi," ujar dia.

Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Kebijakan Fiskal dan Makro Ekonomi Masyita Crystallin menjelaskan, pemerintah berupaya meminimalisir dampak Covid-19 terhadap perekonomian.

(Baca: Ramal Ekonomi Kuartal II Minus 4,3%, Jokowi: Kalau Lockdown Minus 17%)

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...