Kimia Farma Ekspor Perdana 31 Juta Ton Bahan Kosmetik ke Korea Selatan
Perusahaan farmasi pelat merah, PT Kimia Farma Tbk (KAEF), melepas ekspor bahan baku kosmetik bedak dan lotion perdana ke Korea Selatan sebesar 31 juta ton. Ini merupakan ekspor tahap awal tahun ini.
Direktur Utama Kimia Farma Verdi Budidarmo mengatakan ekspor perdana tujuh bahan baku kosmetik ini bernilai US$ 1,5 juta atau sekitar Rp 20,4 miliar. "Ini merupakan langkah kami untuk meningkatkan nilai ekspor negara," kata Verdi, dikutip dari keterangan resmi, Rabu (29/1).
Adapun pengembangan industri bahan baku dimulai sejak 2016 melalui pendirian fasilitas produksi bahan baku obat (BBO) yang dimiliki Kimia Farma di Cikarang, Jawa Barat. Kemudian, pada 2018 pengembangan produksi bahan baku kosmetik mulai dirintis.
Pada 2019 Kimia Farma melakukan transfer teknologi dari Korea Selatan yang merupakan pemain besar di industri kosmetik. Selain itu, pihaknya juga melalukan optimalisasi proses produksi bahan baku kosmetik di pabrik BBO Cikarang.
(Baca: Ada Holding BUMN Farmasi, Bagaimana Nasib Kimia Farma dan Indofarma?)
Pabrik yang baru dikomersialisasikan hari ini merupakan hasil inovasi anak bangsa dalam kategori industri farmasi. Inovator tersebut juga telah mendapatoan penghargaan dari Kementerian Kesehatan pada 2018.
Verdi menilai pemasaran bahan baku kosmetik perdana ke Korea Selatan merupakan awal yang baik untuk membuka peluang pasar bahan baku kosmetik di mancanegara. "Ini menjadi entry gate bagi kami untuk menjangkau pasar bahan baku ke depannya, karena kini Kimia Farma juga sedang mengembangkan BBO," kata dia.
Adapun saat ini produksi BBO Kimia Farma sedang dalam proses pengembangan menjadi produk jadi atau finished good. BBO perusahaan diperkirakan akan dikomersilkan pada semester dua tahun ini. Pada tahap awal, penggunaan BBO akan difokuskan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, untuk mengurangi nilai impor BBO.
Adapun pabrik bahan baku obat, kosmetik, dan suplemen makanan Kimia Farma di Cikarang dibangun dengan investasi mencapai Rp 132,5 miliar. Pabrik tersebut dioperasikan oleh PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia (KFSP) yang merupakan perusahaan patungan antara Kimia Farma dan Sungwun Pharmacopia Co Ltd asal Korea Selatan.
Sekitar 20% produksi dari pabrik tersebut akan dialokasikan untuk kebutuhan di dalam negeri sedangkan 80% untuk ekspor.
(Baca: Kimia Farma Berencana Tambah Modal, Saham Pemerintah Terancam Menciut)