Hingga Kuartal III, Serapan Belanja Modal Japfa Capai 51%
Emiten produsen pakan ternak dengan pangsa pasar terbesar kedua di Indonesia, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) baru merealisasikan belanja modal (Capital Expenditure/Capex) sebesar Rp 2 triliun hingga September 2018. Jumlah tersebut hanya mencapai sekitar 51,2% terhadap total capex yang dianggarkan perusahaan tahun ini sebesar Rp 3,9 triliun.
Direktur Corporate Affairs Japfa Rachmat Indrajaya mengatakan, capex tahun ini mayoritas dipakai untuk perluasan dan menambah peternakan. Mereka juga mentransformasi peternakan menjadi lebih modern dengan mengembangkan peternakan sistem close house dari yang sebelumnya open house.
(Baca: Kementan Pinjam 10 Ribu Ton Jagung ke Charoen Pokphand dan Japfa)
Selain itu, mereka memakai capex tahun ini untuk perluasan pabrik pakan di Medan. Dengan pengembangan itu, perusahaan itu berharap kinerja perusahaan bisa membaik dari tahun sebelumnya.
"Sampai September sudah terpakai hampir Rp 1,9- Rp 2 triliun. Semoga akhir tahun habis. Itu sudah termasuk pengembangan silo," kata Rachmat ketika ditemui di Jakarta, Selasa (11/12).
Terkait rencana ekspansi dan investasi belanja modal tahun depan, Rachmat enggan menyebut, karena jumlahnya masih dalam proses perhitungan. Namun dia memperkirakan total keutuhan dan penggunaan belanja modal tahun depan, tidak jauh berbeda dari tahun ini.
(Baca: Pemerintah Putuskan Impor Jagung, Kementan Berkukuh Produksi Surplus)
Dia juga cukup optimistis bisnis pakan ternak tetap berkembang di tahun depan karena mengikuti suplai dan permintaan pasar karena kebutuhan akan protein terus bertambah. "Kami optimis karena sudah pengalaman, meski harga pangan lebih mahal, tapi kita bisa lakukan efisiensi dan meningkatkan sumber daya manusia," kata Rachmat.
Adapun, Rachmat menilai saat ini ada keterbatasan akses serta rendahnya daya beli masyarakat membuat pemenuhan protein hewani terkendala. Karena konsumsi protein yang masih rendah ini, menyebabkan tingginya angka stunting pada anak di bawah umur 5 tahun.
Sebelumnya, Kementerian Pertanian, memproyeksikan produksi pakan ternak tahun ini bisa mencapai 19,4 juta ton, lebih tinggi dibandingkan capaian tahun lalu 18,2 juta ton. Sedangkan kebutuhan jagung untuk pakan bagi pabrik penggilingan pakan sekitar 650 ribu ton per bulan dan kebutuhan peternak ayam layer yang butuh sedikit hanya 200 ribu ton per bulan.