Holding Retail Lippo Group Merugi Rp 1,24 Triliun

Image title
Oleh Ekarina
4 April 2018, 13:00
Hypermart
Katadata/Agung Samosir
Pembeli sedang memilih barang di pusat perbelanjaan Hypermart di Jakarta, 13-03-2013.

PT Multipolar Tbk (MLPL), induk usaha dari perusahaan retail dan teknologi milik Lippo Group mencetak rugi bersih sebesar Rp 1,24 triliun sepanjang 2017 atau negatif dibandingkan laba bersih yang dicatat perseroan di tahun sebelumnya sebesar Rp 243 miliar. Menurut manajemen perseroan, kerugian tersebut terjadi sejalan dengan menurunnya kinerja beberapa anak usaha dan entitas asosiasi perusahaan seperti PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) dan PT First Media Tbk (KBLV).

Tahun lalu diakui perusahaan merupakan tahun penuh tantangan bagi industri retail. Penurunan tingkat konsumsi yang dirasakan sebagian besar peritel, juga ikut dialami MPPA, anak usaha Multipolar yang 50,23% sahamnya dimiliki perseroan.

Sepanjang 2017, MPPA membukukan penjualan sebesar Rp 12,6 triliun dengan perolehan rugi bersih Rp 1,24 triliun, merosot tajam dari realisasi tahun sebelumnya yang masih mampu mencatat laba bersih Rp 38,4 miliar.

Menghadapi kondisi tersebut, manajemen MPPA mengatakan telah mengambil beberapa langkah strategis, termasuk di antaranya menerapkan strategi harga yang kompetitif, optimalisasi pilihan produk yang ditawarkan serta efisiensi operasional.

"Dalam mengeksekusi langkah-langkah ini, di 2017 MPPA melakukan konsolidasi struktur keuangan untuk menempatkannya dalam posisi yang lebih kuat di tahun-tahun mendatang," tulis manajemen perseroan dalam keterangan resminya kepada Bursa Efek Indonesia (BEI).

Hingga akhir tahun lalu, MPPA tercatat telah mengoperasikan sebanyak 117 gerai Hypermart, 25 gerai Foodmart, 31 gerai FMX, 108 gerai Boston dan 4 gerai SmartClub.

(Baca : Ekspansi ke Pasar Baru, Matahari Buka 2 Unit Gerai di Kuartal II)

Sedangkan untuk Matahari Department Store (LPPF), emiten ritel busana yang 17,48% sahamnya dimiliki perusahaan mencatat peningkatan tipis penjualannya menjadi Rp 17,5 triliun di tahun lalu dengan laba bersih Rp 1,9 triliun, atau melemah 5,6% dibandingkan tahun sebelumnya.

(Baca juga : Daya Beli Melemah, Rata-rata Penjualan Gerai Matahari Turun 1,2%)

Sementara itu, di segmen Teknologi, Multimedia dan Telekomunikasi (TMT), entitas asosiasi First Media (KBLV) mencatat pendapatan konsolidasian sebesar Rp 982 miliar di 2017, lebih rendah dibandingkan pendapatan 2016 sebesar Rp 1,3 triliun dengan  kerugian sebesar Rp1,1 triliun sepanjang 2017 yang juga meningkat dibandingkan 2016 sebesar Rp794,6 miliar.

Adapun pada bisnis IT system integrator, Multipolar Technology (MLPT), anak usaha yang 80% sahamnya dimiliki Multipolar juga mencatat pendapatan konsolidasi Rp 2,1 triliun di tahun 2017. Perusahaan dengan anak usahanya seperti Visionet Data Internasional dan Graha Teknologi Nusantara, diklaim menjadi salah satu pemain terdepan dalam penyediaan solusi berbasis IT seperti system integration,managed services, serta layanan IT consulting dan data center.

Sedangkan anak usaha dan entitas asosiasi Multipolar lainnya seperti Nadya Putra Investama, Matahari Pacific, Multifiling Mitra Indonesia dan Timezone juga dikatakan terus menyumbangkan hasil positif pada keseluruhan kinerja keuangan Multipolar.

    Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

    Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

    Ikuti kami

    Artikel Terkait

    Video Pilihan
    Loading...