Demi Ekspansi Bisnis, Timah Siapkan Obligasi Hingga Rp 5 Triliun
PT Timah Tbk akan menerbitkan obligasi senilai Rp 3-5 triliun mulai tahun ini. Penerbitan obligasi dengan skema Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB/Multiyears) ini dilakukan untuk membiaayai kegiatan perseroan beberapa tahun ke depan.
Direktur Utama PT Timah M Riza Pahlevi Tabrani mengatakan, untuk mendanai kegiatan usaha tahun ini, perseroan berencana menerbitkan obligasi dan melakukan pinjaman perbankan. Namun, kepastian jumlahnya masih dibahas di internal perusahaan.
(Baca juga: Kementerian BUMN Minta Freeport Diakuisisi Holding Pertambangan)
"Pendanaan bisa obligasi atau pinjaman bank. Instrumen dan besarannya belum ditentukan," ujar Riza saat konferensi pers di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (28/4).
Sementara itu, Direktur Keuangan PT Timah Emil Ermindra merinci, kebutuhan dana untuk melakukan berbagai kegiatan usaha PT Timah pada tahun ini adalah sekitar Rp 2,6 triliun. Emil mengatakan, PT Timah akan mengeluarkan obligasi sekitar Rp 3-5 triliun dengan skema multiyears.
Jika berbasiskan laporan keuangan per akhir Maret 2017, maka kemungkinan PT Timah akan menerbitkan obligasinya sekitar bulan September mendatang. "Kan kelayakan (mendapatkan utang) PT Timah maksimal Rp 5 triliun," ujar Emil.
(Baca juga: Lima BUMN Kaji Pengelolaan Limbah Hulu Migas)
Menurut Emil, dana yang terhimpun nantinya akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi PT Timah. Sesuai dengan Rencana Kerja Perusahaan (RKP), PT Timah memiliki target untuk mencapai produksi bijih timah sebesar 35.100 ton.
Di antara rencana investasi yang telah tersusun yaitu pengadaan unit Kapal Isap Produksi (KIP) baru untuk dioperasikan di beberapa lokasi tambang. Sementara terkait dengan kegiatan eksplorasi, perseroan akan melakukan pengadaan jasa geofisika dan pembelian peralatan untuk meningkatkan kinerja kapal bor eksplorasi.