PGN Catatkan Laba Bersih Rp 920 Miliar Sepanjang Kuartal I 2019
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) berhasil mencatatkan kinerja keuangan yang positif sepanjang kuartal I 2019, menyambung pencapaian yang positif sepanjang 2018 lalu, baik dari sisi finansial dan operasional.
Sepanjang kuartal I 2019, PGN berhasil membukukan pendapatan sebesar US$ 860,5 juta. Pendapatan PGN terutama diperoleh dari hasil penjualan gas sebesar US$ 661,5 juta dan penjualan minyak & gas sebesar US$ 92,8 juta.
Dari sisi laba, PGN berhasil meraup laba operasional sebesar US$ 162, 5 juta dan laba bersih sebesar US$ 65 juta atau setara Rp 920,2 Miliar (kurs Rp 14.136) dengan EBITDA sebesar US$ 263 juta.
“Pencapaian ini diperoleh lantaran PGN melakukan berbagai upaya optimalisasi sehingga mampu mencetak laba di tengah kondisi perekonomian saat ini,” kata Sekretaris Perusahaan PGN, Rachmat Hutama, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (30/4).
Selama kuartal I 2019, PGN menyalurkan gas bumi sebesar 2.904 BBTUD dengan rinciannya, gas niaga sebesar 919 BBTUD dan transportasi gas bumi sebesar 1.985 BBTUD.
PGN yang kini berstatus sebagai Sub Holding Gas dengan mengakuisisi PT Pertamina Gas (Pertagas) optimis mampu menjaga kinerja positif, dengan tetap mengembangkan infrastruktur gas bumi untuk memperluas pemanfaatan gas bumi.
(Baca: PGN Bangun Terminal LNG Jawa Timur, Beroperasi Kuartal IV 2019)
Sekadar info, PGN telah mengakuisisi 51% kepemilikan pada Pertagas dari Pertamina tanggal 28 Desember 2018. Transaksi akuisisi ini dibukukan dengan menggunakan metode penyatuan kepemilikan sesuai dengan PSAK 38 “Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali” karena PGN dan Pertagas merupakan entitas sepengendali di bawah Pertamina.
Sepanjang tahun 2018 PGN berhasil mencatatkan kinerja yang positif, dengan capaian pendapatan sebesar US$ 3,87 miliar dan EBITDA sebesar US$ 1,20 miliar. Sementara, total aset yang dikelola PGN mencapai US$ 7,94 miliar dengan laba bersih menembus US$ 305 juta.
Dengan pencapaian yang positif di kuartal I 2019 mengikuti kinerja 2018, PGN dikatakan Rahmat akan semakin agresif membangun infrastruktur gas bumi nasional untuk meningkatkan pemanfaatan produksi gas nasional.
Sebaran Infrastruktur dan Pelanggan PGN
Pada 2018, infrastruktur pipa gas PGN bertambah sepanjang lebih dari 2.456 km dan saat ini mencapai lebih dari 9.909 km atau setara dengan 95%dari jaringan pipa gas bumi hilir nasional.
Dari infrastruktur tersebut, PGN telah menyalurkan gas bumi ke 1.739 pelanggan industri manufaktur dan pembangkit listrik, 1.984 pelanggan komersial (hotel, restoran, rumah sakit) dan Usaha Kecil Menengah (UKM), serta 177.710 pelanggan rumah tangga yang dibangun dengan investasi PGN.
Pelanggan Gas Bumi PGN tersebar di berbagai wilayah mulai dari Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Utara dan Sorong, Papua Barat.
Saat ini, PGN juga mengelola dan menyalurkan gas bumi untuk sektor transportasi melalui 10 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) dan 4 Mobile Refueling Unit (MRU). Selain itu, PGN juga mengoperasikan 2 Floating Storage Regasification Unit (FSRU) di Jawa Barat dan Lampung.
Pada tahun ini, PGN juga banyak melakukan terobosan seperti program 360 degree solution. Dalam program ini, PGN dapat menghadirkan gas bumi dari hulu hingga hilir sesuai kebutuhan masyarakat di berbagai segmen pengguna gas.
Di sektor hulu, PGN mempercayakannya pada Saka Energi Indonesia. PGN juga mengembangkan produk gas bumi yakni Liquefied Natural Gas (LNG) yang dilakukan oleh PT PGN LNG Indonesia, penyaluran Compressed Natural Gas (CNG) melalui anak usaha PT Gagas Energi Indonesia, sampai melalui anak usaha PGN lainnya.
Secara keseluruhan, PGN dapat menyediakan pasokan gas bumi, listrik, pasokan bahan bakar gas untuk transportasi hingga jasa Engineering, Procurement and Construction (EPC) hingga Informasi Tekonologi Komunikasi bagi para pengguna gas atau pelanggan PGN.
(Baca: PGN Dapat Tambahan Pasokan Gas Bumi dari Blok Jambi Merang)
"Investasi infrastruktur pipa gas bumi yang dibangun PGN hampir seluruhnya tidak mengandalkan APBN, sehingga tidak membebani negara dan kami terus berkomitmen membangun infrastruktur gas bumi di berbagai daerah," ungkap Rachmat.
Sejumlah proyek infrastruktur strategis tengah digarap PGN. Contohnya, proyek pipa gas transmisi Duri-Dumai sepanjang 67 km termasuk pipa distribusi gas di Dumai sepanjang 56 km.
Selain itu, PGN ada juga proyek pipa di Purwakarta-Subang dan Jargas Kota di Dumai, Karawang, Purwakarta, Cirebon, Bojonegoro, Lamongan, Pasuruan, Probolinggo, Kutai Kartanegara, Banggai, Aceh Utara, Palembang, Jambi, Depok, Bekasi, Kabupaten Mojokerto, Kota Mijokerto dan Kabupaten Wajo.
Selain proyek infrastruktur pipa gas, PGN fokus mengembangkan infrastruktur jaringan gas rumah tangga (jargas), sesuai amanah Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2019 tentang Penyediaan dan Pendristribusian Gas Bumi melalui Jaringan Transmisi dan/atau Distribusi Gas Bumi Untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil.
Sejauh ini, PGN telah menyatakan kesiapannya mengemban tugas tersebut, terlebih kini berstatus sebagai Sub Holding Gas. PGN telah menyiapkan proposal untuk program pengembangan Jargas tersebut.
Proposal itu, ungkap Rachmat, sesuai target tambahan sebanyak 4,7 juta sambungan baru sampai dengan tahun 2025. Ia menjelaskan, hal tersebut telah disesuaikan dengan rencana Kementerian ESDM.