Batal di Situbondo, Pembangunan Kilang Minyak Tetap di Tuban
Rencana pembangunan kilang minyak di Situbondo akhirnya batal. Kilang minyak bumi baru yang akan dibangun PT Pertamina (Persero) ini akan tetap dibangun di lokasi awal yakni Tuban, Jawa Timur.
Batalnya, pembangunan kilang minyak di Situbondo setelah melalui tahap kajian menyeluruh. “Kilang minyak Tuban tidak pindah lokasi, tetap,” kata Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar, Kamis (13/12).
Tuban tetap terpilih menjadi lokasi pembangunan kilang karena di sana sudah tersedia aset, seperti petrokimia. Dengan begitu, kilang minyak itu bisa diintegrasikan petrokimia, sehingga memberikan nilai tambah.
Keberadaan industri petrokimia juga bisa menjawab tantangan perkembangan mobil listrik yang saat ini mulai terjadi. "Kilang harus bisa jadi fleksibel. Jadi shifting mobil listrik tidak masalah karena desain kilangnya diubah menjadi petrokimia," kata dia.
Menurut Arcandra, saat ini Pertamina masih berupaya untuk melakukan pembebasan lahan di Tuban. Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati pernah mengatakan pembebasan lahan yang dibutuhkan untuk pembangunan Kilang Tuban berkisar 800 hektare.
Pembebasan lahan ini masih jadi kendala. Lahan tersebut sebagian merupakan lahan milik Kementerian Lingkungan Hidup seluas 350 hektar, dan sisanya milik masyarakat.
Di sisi lain, Arcandra pernah mengatakan salah satu risiko membangun kilang minyak di Situbondo adalah, daerah tersebut menjadi tempat latihan militer. “Berbahaya dari sisi safety-nya. Ada sekian kali latihan per tahun, tidak hanya dari dalam negeri tapi negara yang diundang,” kata dia di Jakarta, Rabu (7/11).
Risiko lain pembangunan kilang minyak di Situbondo adalah lokasinya berdekatan dengan gunung api yang masih aktif, yakni Ijen. Untuk memastikan ini, Pertamina menggandeng Badan Geologi. Badan Geologi akan mengkaji apakah lokasi itu memang berdekatan dengan Gunung Ijen atau tidak.
(Baca: Dua Faktor Jadi Sandungan Pembangunan Kilang di Situbondo)
Adapun rencana pembangunan kilang di Tuban ini sudah direncanakan sejak tahun 2016. Proyek kilang ini berkapasitas sebesar 300 ribu barel per hari. Pembangunan kilang Tuban oleh Pertamina dan Rosneft ini diperkirakan akan menelan biaya sekitar US$ 15 Miliar. Proyek ini ditargetkan beroperasi 2024 mendatang. Namun belakangan Nicke mengubah jadwal target operasi proyek kilang Pertamina menjadi 2026.
Pada proyek ini, Pertamina dan Rosneft membentuk perusahaan patungan bernama PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP) pada November 2016. Pembentukan perusahaan patungan itu ditandai dengan penandatangan akta antara PT Pertamina (Persero) melalui anak perusahaannya PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) dan Rosneft Oil Company melalui afiliasinya Petrol Complex PTE LTD.