Tak Setuju Harga BBM Dibahas Tertutup, Fraksi Gerinda Tinggalkan Rapat
Rapat kerja Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dangan Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR ) tentang pembatalan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium dan Solar menuai perdebatan. Beberapa anggota fraksi komisi VII DPR pecah suara terkait status rapat tersebut.
Rapat tersebut dibuka pukul 14.30 WIB dengan agenda meminta penjelasan Kementerian ESDM terkait penundaan kenaikan harga BBM yang sempat ramai bebarapa waktu lalu. Rapat ini dibuka oleh Wakil Komisi VII DPR Ridwan Hisjam. Rapat awalnya bersifat terbuka untuk umum.
Setelah dibuka, salah satu anggota DPR dari Fraksi PDIP Adian Napitupulu meminta kepada Ridwan sebagai pimpinan rapat agar tak perlu membahas lagi perihal penundaan kenaikan BBM. "Ayo buat rapat ini menjadi rasional. Jangan bahas Premium," kata Adian di sela rapat kerja anggota DPR Komisi VII dengan Kementerian ESDM, di Jakarta, Rabu (24/10).
Namun pendapat Adian dimentahkan oleh Muhammad Nasir dari Fraksi Demokrat. Ia menilai penting untuk meminta penjelasan Menteri ESDM terkait penundaan kenaikan harga BBM. Apalagi kebijakan itu menjadi perhatian publik. "Jadi urgent untuk dibahas," kata dia.
Tak hanya Nasir, Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi Gerindra Kardaya Warnika mengaku pembahasan penundaan harga BBM tersebut penting. Alasannya karena BBM menguasai hajat hidup orang banyak.
Karena semakin tak jelas, maka Ridwan menskors rapat tersebut selama 10 menit. Tujuannya untuk berdialog dengan fraksi PDIP terkait penolakannya membahas penundaan kenaikan harga BBM.
Setelah 10 menit berlalu, Ridwan kembali membuka rapat. Dalam rapat itu Ridwan memutuskan untuk menutup rapat anyar itu, alias tidak bersifat publik. "Putuskan untuk tertutup," ujar dia.
Sontak putusan Ridwan tersebut ditolak mentah-mentah oleh Fraksi Gerindra. Dalam hal ini Kardaya sebagai anggota Fraksi Gerindra menyatakan rapat BBM seharusnya tidak bersifat tertutup tujuannya supaya transparan dan terbuka.
Hal ini pun disepakati oleh Ramson Siagian yang juga anggota Gerindra. Menurut Ramson tidak perlu ada rahasia dalam pembahasan BBM. "Rapat kerja jarang ada yang tertutup. Kami tidak setuju rapat tertutup," kata dia.
Karena tak setuju rapat diadakan tertutup, Ramson dan Kardaya sepakat meningggalkan ruang rapat tersebut. "Kami walk out. Lihat situasi rapat yang selanjutnya," ujar Kardaya.
Meski ada anggota yang keluar, rapat itu tetap berlangsung tertutup. Setelah 35 menit berjalan, rapat pun selesai.
Seperti diketahui, Rabu (10/10), Menteri ESDM Ignasius Jonan mengumumkan rencana kenaikan harga BBM jenis Premium. Kenaikan itu akan direalisasikan sesuai kesiapan Pertamina. Paling cepat, kenaikan harga BBM mulai pukul 18.00 WIB.
Harga baru Premium untuk wilayah Jawa, Madura dan Bali (Jamali) nantinya dipatok sebesar Rp 7.000 per liter. Di luar Jamali harganya akan menjadi Rp 6.900 per liter. Saat ini harga non Jamali Rp 6.450 per liter.
(Baca: Dilema di Balik Drama Batalnya Kenaikan Harga Premium)
Namun, dalam hitungan jam kebijakan itu dibatalkan. "Sesuai arahan Presiden, rencana kenaikan harga Premium agar ditunda dan dibahas ulang sambil menunggu kesiapan PT Pertamina (Persero)," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi, Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agung Pribadi, kepada wartawan, Rabu (10/10).