BP Rampungkan Pemasangan Dua Anjungan Proyek Tangguh Train 3
BP mengumumkan kemajuan konstruksi Proyek Tangguh Train 3. Perusahaan asal Inggris ini berhasil menyelesaikan pemasangan dua anjungan (platform) lepas pantai di Teluk Bintuni, Papua Barat.
Head of Country BP Indonesia Moektianto Soeryowibowo mengatakan dua anjungan itu bernama WDA dan ROA. "Kedua platform telah dipasang dengan aman di Teluk Bintuni," kata dia kepada Katadata.co.id, Selasa (23/10).
Rangka baja anjungan WDA dan ROA itu sebelumnya dikerjakan di Karimun, Kepulauan Riau. Setelah itu, dikirim ke Teluk Bintuni melalui perjalanan laut sekitar 18 hari untuk kemudian dipasang di lepas pantai Teluk Bintuni. Adapun rangka baja anjungan itu beratnya sekitar 1.900 ton.
Setelah tahapan ini, targetnya, sebelum akhir tahun, BP menyelesaikan pemasangan pipa yang menghubungkan antara anjungan dengan fasilitas terminal gas di daratan (receiving facility). Menurut Moektianto, saat ini proyek Tangguh melibatkan tenaga kerja lebih dari 4.000.
Train 3 merupakan bagian dari Proyek Tangguh. Proyek Tangguh LNG adalah suatu kawasan pengembangan yang memiliki enam lapangan gas di wilayah Kontrak Kerja Sama (KKS) Wiriagar, Berau, dan Muturi di Teluk Bintuni, Papua Barat.
Sebelumnya, Proyek Tangguh sudah memiliki dua train dengan kapasitas masing-masing 3,8 juta ton per tahun (MTPA). Sementara itu, Train 3 ditargetkan produksi tahun 2020.
(Baca: SKK Migas Upayakan Tekan Biaya Proyek Tangguh Train 3)
Tangguh dioperasikan oleh BP Berau Ltd sebagai kontraktor SKK Migas. BP memegang 40,22% saham di proyek tersebut. Komposisi hak kelola BP meningkat dari semula 37,16% setelah Talisman keluar dari proyek tersebut.
Pengelola lainnya adalah MI Berau B.V sebesar 16,30 persen, CNOOC Muturi Ltd 13,90%, Nippon Oil Exploration (Berau) Ltd 12,23%, KG Berau Petroleum Ltd sebesar 8,56%, KG Wiriagar Petroleum Ltd sebesar 1,44%. Lalu ada Indonesia Natural Gas Resources Muturi Inc dengan hak kelola 7,35%.
