Sebulan Lebih Kebijakan B20 Berjalan, Penyaluran FAME Hanya 11% Target
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi penyaluran minyak sawit (Fatty Acid Methyl Ester/FAME) untuk program pencampuran dengan solar atau B20 belum optimal. Bahkan FAME yang terserap hanya 11% dari target yang telah ditentukan tahun ini.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Rida Mulyana mengatakan sejak awal September sampai 10 Oktober 2018, realisasi penyaluran FAME baru mencapai 437.980 Kilo Liter (KL). Padahal targetnya 3,9 juta KL. "Kami akui belum optimal, tapi klaim September sampai sekarang getting better," kata dia di Gedung DPR, Jakarta, Senin (15/10).
Ada sejumlah kendala yang membuat penyaluran FAME belum optimal. Diantaranya, kendala di rantai suplai FAME.
Kendala rantai suplai itu membuat badan usaha BBM kesulitan mendapat pasokan FAME untuk dicampur ke solar. Untuk mengatasi itu, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pun sudah menyurati Direktur Jenderal Laut Kementerian Perhubungan.
Selain itu, Rida mengatakan di lapangan ada juga badan usaha yang terlambat mendatangkan FAME ke depot BBM. Padahal FAME sudah dipesan oleh badan usaha BBM untuk diantar ke depot.
Sebagai solusi, Rida meminta PT Pertamina (Persero) mengurangi jumlah Terminal BBM (TBBM) yang menjadi tujuan mengantar FAME. Jadi, Pertamina mencampur FAME dan Solar di beberapa TBBM tertentu saja. "Bagaimana logistik diminimalisir dengan menciutnya TBBM," ujar dia.
Dari data yang dipaparkan Pertamina di DPR akhir September lalu, tercatat 60 TBBM Pertamina telah menerima supplai FAME. Dari jumlah itu, 45 TBBM menerima pasokan langsung dari TBBM utama. Adapun TBBM utama terdiri dari tujuh titik yakni TBBM Pulau Sambu, Cilacap, Cepu, Tarakan, Berau, Toli-toli dan Sorong.
Selain itu, Pertamina menambah dua lokasi untuk bisa menerima FAME dari badan usaha. Perinciannya, di Balikpapan, Kalimantan Timur dua unit kapal penampungan terapung (Floating Storage and Offloading/FSO). Kemudian, satu kapal FSO di Kotabaru di Kalimantan Selatan.
(Baca: Potensi Denda Pelanggar B20 Mencapai Rp 270 Miliar)
Jika target 3,9 juta KL bisa terealisasi ada potensi penghematan devisa hingga Rp 30,59 triliun. Dengan begitu, tahun depan rencananya target penyaluran FAME untuk program B20 meningkat menjadi 6,2 juta KL. Dari jumlah tersebut terdapat potensi penghematan devisa sebesar Rp 48,73 triliun. Adapun penghematan devisa itu diperoleh karena penerapan program B20 dapat mengurangi impor Solar.