Produksi Batu Bara September Masih di Bawah Target
Realisasi produksi batu bara periode September 2018 masih di bawah target. Salah satu penyebabnya adalah rekonsialisasi data dari beberapa perusahaan yang belum melaporkan produksi.
Hingga September produksi batu bara hanya 319 juta ton. Target tahun adalah 585 juta ton. Ini karena ada pelonggaran produksi 100 juta ton yang diberikan pemerintah.
Menurut Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Agung Pribadi mengatakan produksi itu hanya berasal dari pemegang Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B). Jadi belum semua tercatat.
Bahkan catatan produksi untuk yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) di daerah baru sampai Juni. “Jadi PKP2Bnya saja yang sampai September," kata Agung Pribadi, di Jakarta, Jumat (12/10).
Adapun, target realiasi produksi hingga akhir tahun mencapai 428 juta ton. Sedangkan hingga bulan Agustus dari jumlah produksi itu 102 juta ton dijual ke dalam negeri atau di bawah target 121 juta ton. Sisanya, sebesar 200 juta ton diekspor. Target ekspor tahun ini mencapai 364 juta ton.
Selain itu, pemerintah juga membuka peluang tambahan hingga 100 juta dan tidak ada kewajiban dipasok ke dalam negeri. Namun, yang diajukan pelaku industri dan disetujui pemerintah hanya 21,9 juta ton hingga akhir tahun.
(Baca: Cadangan Batu Bara di Indonesia Meningkat 48%)
Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Batu Bara Sri Raharjo optimistis target produksi batu bara tahun ini bisa tercapai. Apalagi, ada potensi kenaikan produksi dari beberapa perusahaan. “Jika beberapa perusahaan sudah feasibility study dan selesaikan Analisis mengenai Dampak Lingkungan (Amdal), produksi akan naik," kata dia di Jakarta, Kamis (4/10).
Namun, menurut Sri terkait penjualan batu bara di dalam negeri diperkirakan tidak mencapai target. Ini karena penyerapan dari PLN yang belum maksimal. Salah satunya karena ada sejumlah pembangkit batu bara PLN yang mundur dari jadwal operasi.