Kilang Balikpapan Jadi Prioritas Direktur Utama Pertamina yang Baru
Kilang minyak di Balikpapan akan menjadi prioritas Direktur Utama PT Pertamina (Persero) yang baru. Alasannya, kilang itu dinilai lebih siap dari lima proyek kilang minyak lainnya yang sedang digarap perusahaan pelat merah tersebut.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan di Kilang Balikpapan memang belum ada mitra. Namun, itu tidak menyurutkan langkah Pertamina menggarap proyek tersebut.
Bahkan lahan untuk proyek kilang minyak itu sudah beres. Nantinya, desain awal (Front End Engineering Design/FEED) dan konstruksi yang dilakukan secara mandiri. “Yang kami targetkan tanda tangan Engineering, Procurement and Construction (EPC) dan early work semua dikerjakan itu Kilang Balikpapan. Itu prioritas,” kata Nicke di Jakarta, Rabu (30/8).
Nantinya, secara paralel, Pertamina juga akan mencari mitra menggarap proyek tersebut. Namun, perusahaan milik negara itu tidak akan menunggu menggarap proyek hingga ada mitra.
Proyek itu akan tetap dijalankan tanpa mitra. Alasannya, Pertamina sudah terlalu lama ketinggalan untuk pembangunan kilang.
Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno juga tidak membantah masalah lahan untuk Balikpapan sudah selesai. “Kemarin sudah tanda tangan dengan Direktorat Jenderal Kekayaan Negar, saya kira Balikpapan sudah akan jalan,” kata dia di Jakarta, Selasa (29/8).
Kilang Balikpapan merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN). Kilang ini dikerjakan dalam dua tahap, tahap pertama ditargetkan selesai tahun 2020 dan tahap kedua pada 2021.
(Baca: Tahun Ini, Pertamina Akan Kucurkan Rp 7 T untuk Kilang Balikpapan)
Setelah modifikasi, produksi minyak dari Kilang Balikpapan nantinya bisa meningkat menjadi 360 ribu barel per hari (bph). Saat ini kapasitas produksi kilang tersebut hanya 260 ribu bph. Pertamina menaksir investasi untuk proyek Kilang Balikpapan bisa mencapai US$ 5,3 miliar.