Pipa CNOOC Bocor, ConocoPhilips Berpeluang Pasok Gas ke PLTU Cilegon
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membuka peluang kepada ConocoPhillips untuk memasok gas ke Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Cilegon. Ini sebagai salah satu opsi mengatasi kekurangan pasokan gas pembangkit tersebut akibat bocornya pipa gas dari CNOOC pada Senin, (9/7).
Direktur Teknik dan Lingkungan Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Soerjaningsih mengatakan bocornya pipa CNOOC itu membuat pasokan gas ke PLTGU terganggu. Apalagi perusahaan asal Tiongkok itu selama ini mengalirkan 56 BBTUD gas.
Kekurangan gas itu akan dipasok dari PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk maksimal 40 BBTUD. Kemudian sisanya dari sumber lain. “Nanti ditambahi, kalau pasokan masih bisa, dari Conocophilips, gasnya dari Grissik melalui SSWJ I," kata dia kepada Katadata.co.id, Selasa (10/7).
Direktur Pengadaan PLN Iwan Supangkat mengatakan butuh 70 BBTUD untuk menghidupkan pembangkit 740 megawatt (MW). Namun, hingga kini belum dipastikan sumber pasokan lain itu. “Ada gas dari Lampung, Bontang, apalagi ini BUMN kami sinergikan," ujar dia.
Kepala Divisi Pengadaan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Gas PLN Chairani Rachmatullah mengatakan kebutuhan total gas PLTGU Cilegon sebesar 88-100 BBTUD. Menurut Chairani, 60 BBTUD dipenuhi oleh CNOOC, sisanya dipenuhi oleh PGN. Namun karena adanya kebocoran pipa hanya PGN yang kini memasok gas untuk PLTGU Cilegon.
Akibat kekurangan pasokan, saat ini Cilegon hanya mengoperasikan satu dari dua unit PLTGU Cilegon yang ada saat ini. Dengan pasokan yang terbatas, PLTGU Cilegon hanya bisa melistriki kawasan Banten, dan tidak bisa mentranfer listrik untuk jaringan Jawa-Bali. "Tranfser ke Jakarta tidak ada, sehingga untuk menambah Jakarta, kita optimalkan dari reserve margin. Inilah perlunya ada reserve margin yang mencukupi," kata Chairani.
Penyebab Bocor
Selain itu Kementerian ESDM masih menginvestigasi penyebab pipa CNOOC yang bocor ini. Dugaan sementara bocornya pipa akibat kapal yang membuang jangkarnya sekitar 60 meter dari posisi pipa. Padahal seharusnya jangkar boleh dibuang dengan jarak 1.750 meter dari lokasi pipa.
Namun dugaan ini masih diselidiki oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan "Kalau lihat dari videonya deket banget (jangkarnya), tapi ini biar diselidiki kepolisian ya," kata dia.
Sejak kebocoran itu, aliran gas dari sumur milik CNOOC juga ditutup. Untuk kembali normal butuh sekitar tiga pekan.
(Baca: PLN Jamin Tak Ada Pemadaman Listrik Akibat Bocornya Pipa Gas CNOOC
Kebocoran pipa ini juga tidak memberi dampak bagi lingkungan. Alasannya tidak ada kondensat yang ikut tumpah akibat bocornya pipa CNOOC itu. Apalagi gas yang bocor merupakan gas ringan yang tekanannya terus turun, sehingga tidak berdampak bagi lingkungan.