Menteri ESDM Dorong Pengembangan CBM untuk Gantikan Elpiji
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menginginkan agar PT Pertamina (Persero) dan perusahaan energi lainnya dapat pengembangan Gas Batubara Metana (Coal Bed Methane/CBM). Ini karena hasil produksi dari CBM sangat bermanfaat, terutama sebagai energi alternatif sebagai pengganti elpiji.
Menurut Jonan, kandungan gas yang ada dalam batu bara bisa menggantikan elpiji lewat proses pencairan. Dengan begitu, pengembangan blok tersebut bisa menghasilkan nilai tambah yang besar bagi masyarakat.
Untuk mewujudkan hal itu, Pertamina bisa bekerjasama dengan perusahaan tambang batu bara lainnya menggarap CBM di Indonesia. Apalagi menurut dia potensi cadangan batubara di CBM masih sangat besar.
Kementerian ESDM juga siap membantu perusahaan yang mau mengembangkan CBM di Indonesia agar proyek tersebut bisa ekonomis. "Kami akan akomodasi jika anda mau ke CBM. Saya dorong oil and gas dan perusahaan multi energy seperti Pertamina sekarang coba kesitu dan bekerja sama dengan perusahaan tambang batu bara," kata dia di Jakarta, Rabu (11/4).
Selain bisa memiliki nilai tambah yang besar, pengembangan gas CBM juga ramah lingkungan. Bahkan Jonan, sempat berseloroh jika tidak ada investor yang mau mengerjakan CBM, dirinya akan mengembangkan blok tersebut setelah pensiun.
Data kementerian ESDM tahun 2016 mencatat cadangan CBM di Indonesia mencapai 453 triliun kaki kubik (Tcf). Potensi ini lebih besar dibandingkan cadangan gas konvensional yang hanya 170 Tcf.
(Baca: Pertamina Fokus Garap Empat Blok CBM Tahun Ini)
Potensinya ini juga lebih besar daripada negara produsen batubara lainnya seperti Australia. Negara Kanguru itu memiliki cadangan CBM sebanyak 350 Tcf.