Ubah Kontrak, Perusahaan Patungan Kilang Cilacap Akan Terbentuk 2019
PT Pertamina (Persero) memprediksi perusahaan patungan (joint venture) dengan Saudi Aramco untuk menggarap proyek kilang minyak di Cilacap, Jawa Tengah akan terbentuk tahun 2019. Penyebabnya adalah kedua belah pihak masih mengkaji proyek kilang tersebut.
Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Ardhy N. Mokobombang mengatakan kajian desain teknik dasar (Front End Engineering Design/FEED) akan dilakukan mulai tahun depan. Proses ini diperkirakan memakan waktu 1,5 tahun.
Setelah kajian FEED itu selesai, maka kedua perusahaan baru membicarakan mengenai pembentukan perusahaan patungan. "Nanti setelah paket engineering. Perkiraannya studi selesai akhir 2019," kata Ardhy di Jakarta, Rabu (13/12).
Atas dasar itu, Pertamina dan Saudi Aramco akan mengamendemen perjanjan pembentukan perusahaan patungan yang sudah ditandatangani akhir 2016. Amendemen ini karena ada perubahan salah satu klausul yang ada dalam perjanjian.
Klausul yang diubah adalah tahapan pembentukan perusahaan patungan dilakukan setelah adanya FEED. “Poin yang direvisi adalah kalau dulu, untuk membuat studi harus dibentuk terlebih dulu joint venture-nya," kata Ardhy.
Ardhy menargetkan kemungkinan proses revisi kontrak perjanjian itu akan dilakukan Januari tahun depan. Meski ada revisi, porsi kepemilikan Pertamina dan Aramco tidak mengalami perubahan. Porsi kepemilikan Pertamina di kilang tersebut 55%, sementara sisanya Saudi Aramco.
Sementara itu terkait proses pengalihan aset (inbreng) Kilang Cilacap yang tadinya milik Pertamina sebagai modal perusahaan JV, Ardhy mengaku proses tersebut masih dibahas dengan mitranya Aramco. "Kami bicarakan agar aset Pertamina dimasukkan ke dalamnya (JV)," kata Ardhy.
(Baca: Pembangunan Kilang Cilacap Terkendala Proses Pengalihan Aset)
Dalam pembentukan perusahaan patungan ini, Pertamina juga tengah menyiapkan pendanaan. Adapun, nilai investasi proyek ini sekitar US$ 5,5 miliar. Nilai investasi itu nantinya akan dibagi berdasarkan porsi kepemilikan. Kilang ini diperkirakan bisa berproduksi tahun 2023, padahal target awalnya adalah 2021.