Tertinggi, Harga Minyak Indonesia November Dekati Level US$ 60
Harga minyak Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) bulan November berhasil mematahkan rekor periode sebelumnya dan menjadi capaian tertinggi tahun ini. Harga minyak Indonesia untuk periode November mulai mendekati US$ 60 per barel, yakni US$ 59,34 per barel.
Harga minyak Indonesia memang mengalami tren kenaikkan sejak Juni 2017. Adapun periode Oktober, ICP bertengger di level US$ 54,02 per barel.
Sementara itu, ICP Sumatran Light Crude (SLC) bulan November 2017 juga meningkat menjadi US$ 59,83 per barel. Periode sebelumnya hanya US$ 54,71 per barel.
Perkembangan harga rata-rata minyak mentah Indonesia ini sejalan dengan harga minyak mentah utama di pasar internasional. Bulan November 2017 dibandingkan bulan Oktober 2017, harga minyak mentah utama di pasar internasional juga meningkat.
Perinciannya, Dated Brent naik sebesar US$ 5,26 per barel menjadi US$ 62,62 per barel. Kemudian, Brent (ICE) naik sebesar US$ menjadi US$ 62,87 per barel dari sebelumnya US$ 57,65 per barel. Adapun, WTI (Nymex) naik sebesar US$ 5,07 per barel menjadi US$ 56,66 per barel. Sedangkan Basket OPEC naik sebesar US$ 5,24 per barel dari US$ 55,50 per barel.
Salah satu penyebab peningkatan harga minyak mentah utama di pasar internasional ini adalah adanya kesepakatan negara OPEC memperpanjang pembatasan produksi hingga tahun 2018. Kesepakatan ini diambil pada pertemuan yang berlangsung 30 November 2017.
Selain itu, faktor kenaikkan harga minyak itu adalah menurunnya produksi minyak mentah dari negara OPEC pada bulan Oktober 2017 dibandingkan September 2017. Berdasarkan publikasi OPEC November 2017, produksi minyak negara OPEC periode Oktober yakni 32,59 juta barel per hari. Padahal bulan September 2017 yaitu sebesar 32,74 juta barel per hari (bph).
Dalam publikasi tersebut, proyeksi permintaan minyak mentah global bulan November naik menjadi 96,94 juta barel per hari. Proyeksi bulan Oktober 2017 hanya 96,80 juta barel per hari.
Penyebab lainnya adalah jumlah rig di Amerika Serikat yang turun pada bulan November 2017 menjadi 898 rig. Sedangkan Oktober 2017 bisa mencapai 939 rig. Kemudian proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia untuk tahun 2017 naik sebesar 0,1% pada proyeksi bulan November 2017 menjadi sebesar 3,7%, dari proyeksi bulan Oktober 2017 yaitu 3,6%.
Faktor lainnya adalah komitmen negara non-OPEC yang membatasi produksi hingga 107% pada Oktober 2017. Ini berdasarkan publikasi IEA (International Energy Agency) di bulan November 2017.
Berdasarkan laporan EIA (Energy Information Administration) - USA, selama bulan November 2017, sampai Minggu ke-4, stok minyak mentah komersial turun 1,2 juta barel menjadi sebesar 453,7 juta barel. Sedangkan stok distillate fuel oil turun 1,1 juta barel menjadi sebesar 127,8 juta barel.
Penyebab lainnya meningkatnya harga adalah pengaliran minyak melalui pipa dari Kanada menuju Amerika Serikat yang selama ini sekitar 560 ribu barel per hari mengalami berhenti (partial shut down) akibat kebocoran pipa. Hal ini mengakibatkan, volume minyak yang disuplai dari Kanada kepada Amerika Serikat sampai akhir November 2017 hanya mencapai 15% dari volume normal. Hal ini berlangsung hingga waktu yang belum dapat ditentukan.
Untuk kawasan Asia Pasifik, peningkatan harga minyak mentah juga dipengaruhi meningkatnya risiko geopolitik di Timur Tengah antara Arab Saudi dan Iran. Selain itu, juga terdapat ketidakstabilan politik dalam negeri di Arab Saudi.
(Baca: Pemerintah Buka Peluang Harga Premium dan Solar Naik Tahun Depan)
Arab Saudi juga mengurangi ekspor minyak mentah hingga sebesar 120 ribu barel dibandingkan ekspor pada bulan Oktober 2017 dan gempa bumi yang terjadi di Iran dan Irak pada 12 November 2017 menyebabkan terganggunya produksi minyak mentah dari kedua negara tersebut.
Adapun berikut harga minyak mentah Indonesia periode Januari hingga November 2017
No. | Periode | Harga (US$/barel) | No. | Periode | Harga (US$/barel) |
1 | Januari | 51,88 | 7 | Juli | 45,48 |
2 | Februari | 52,50 | 8 | Agustus | 48,43 |
3 | Maret | 48,71 | 9 | September | 52,47 |
4 | April | 49,56 | 10 | Oktober | 54,02 |
5 | Mei | 47,09 | 11 | November | 59,34 |
6 | Juni | 43,66 | Sumber: Kementerian ESDM |