Menuju Puncak, Produksi Gas dari Proyek Jangkrik Melonjak 150%
Produksi gas dari Proyek Jangkrik di Muara Bakau, Kalimantan Timur, melonjak 150 persen. Jika saat awal produksi fasilitas produksi ini hanya bisa menghasilkan 40 juta kaki kubik (mmscfd), kini sudah mencapai 100 mmscfd.
Deputi Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Fatar Yani Abdurrahman mengatakan, produksi gas ini akan terus meningkat hingga puncaknya. "Sekarang sudah 100 mmscfd, meningkat terus dari awal produksi," kata dia di Jakarta, Jumat (2/6). (Baca: Pemerintah Klaim Chevron Mau Pakai Fasilitas ENI untuk Proyek IDD)
Fatar menargetkan, puncak produksi sebesar 450 mmscfd akan tercapai dalam 2-3 bulan ke depan. Pencapain itu sesuai dengan kapasitas unit produksi terapung (floating production unit/FPU) Jangkrik.
Setelah diproses di FPU, gas akan dikirimkan ke kilang LNG Badak di Bontang, Kalimantan Timur. Sebelum sampai kilang Badak, gas ini dialirkan melalui pipa khusus sepanjang 79 kilometer (km) ke fasilitas penerima di darat (onshore receiving facility/ORF) melalui Sistem Transportasi Kalimantan Timur.
(Baca: ENI Sukses Mengebor Sumur Merakes-2 di Kalimantan Timur)
Gas yang dihasilkan dari Proyek Jangkrik akan memasok pasar domestik dan ekspor berupa gas alam cair (liquefied natural gas/LNG). Proyek ini diharapkan bisa memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kebutuhan energi Indonesia saat ini dan pembangunan ekonomi di masa depan.
Seperti diketahui, proyek ini berhasil berproduksi pertengahan Mei lalu. Produksi proyek ini lebih cepat dari jadwal yang telah ditargetkan sebelumnya, yakni sekitar akhir Mei sampai Juni 2017.
Menurut Fatar, proyek Eni bisa berjalan lebih cepat dari target karena manajemen proyek yang berjalan baik. "Kami dukung persetujuan agreement dan lain-lain sehingga tidak ada masalah," kata dia. (Baca: Proyek Jangkrik Berproduksi Lebih Cepat dari Jadwal)
Eni adalah operator Blok Muara Bakau dengan memegang hak kelola 55 persen melalui anak perusahaannya, Eni Muara Bakau BV. Mitra-mitra lainnya di blok ini adalah Engie E&P, melalui anak perusahaannya GDF SUEZ Exploration Indonesia BV dengan 33,33 persen, dan PT Saka Energi Muara Bakau dengan 11,66 persen.