Harga Minyak AS Turun Tertekan Serangan Badai di Teluk Meksiko
Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) pada Selasa (25/8) turun imbas hantaman badai di Teluk Meksiko. Badai telah menyebabkan sejumlah perusahaan migas terpaksa menghentikan fasilitas produksi dan kilang.
Dilansir dari Bloomberg pada hari ini pukul 07.33 WIB, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Oktober 2020 turun 0,28% menjadi US$ 42,5 per barel. Sedangkan harga minyak jenis Brent naik 0,02% menjadi US$ 45,14 per barel.
Perusahaan migas telah menghentikan produksi minyak lebih dari 1 juta barel per hari dari Teluk Meksiko. Para pekerja juga telah dievakuasi dari 100 anjungan produksi akibat ancaman Badai Marco dan Laura.
Badai Marco mencapai teluk tersebut pada Senin (24/8) kemarin. Sedangka Badai Laura diproyeksi mencapai wilayah tersebut pada pertengahan pekan ini.
"Seperti yang sering terjadi pada harga energi, perkembangan harga yang bullish bisa menjadi bearish bagi harga minyak mentah berjangka karena permintaan minyak mentah dari penyulingan dibatasi," ujar Jim Ritterbusch dari Ritterbusch and Associates seperti dilansir dari Reuters pada Selasa (25/8).
Pasokan minyak AS memang terganggu akibat dua badai tersebut. Bahkan, ekspor minyak dari Negeri Paman Sam menjadi terbatas.
Hal itu dimanfaatkan negara lain untuk meningkatkan ekspor minyak selama fasilitas di Teluk Meksiko ditutup. Alhasil, harga minyak jenis Brent bisa terangkat pada hari ini.
Terlebih lagi sejumlah perusahaan energi di AS juga harus menutup fasilitas produksi di luar Teluk Meksiko. Motiva Enterprises bersiap menutup kilang minyak di Porth Arthur, Texas. Kilang tersebut merupakan fasilitas pengeolahan terbesar di AS.
Selain itu, Total SA memangkas produksi minimal 225.500 barel per hari dari kilang Port Arthur. Perusahaan itu bahkan bersiap untuk kemungkinan menghentikan operasional.