Pertamina Produksi Gas 632 mmscfd di Blok Mahakam, 112% dari Target
PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) mencatatkan kinerja positif dengan memproduksi gas 632,5 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd) di Blok Mahakam. Torehan ini berada di angka 112% dari target rencana kerja dan anggaran perusahaan atau RKAP yang telah ditetapkan secara year to date.
Pencapaian ini menyamai produksi PHM dua tahun silam, tepatnya 21 Februari 2021 yang mencapai diatas 600 MMscfd. General Manager PHM, Krisna, mengatakan ini merupakan capaian yang positif karena hampir semua lapangan di Blok Mahakam adalah lapangan tua dan memiliki tingkat penurunan produksi alamiah yang tinggi.
“Di PHM, kami terus berupaya menahan laju penurunan produksi dengan menerapkan berbagai inovasi dan teknologi yang tepat sehingga menghasilkan kinerja yang lebih baik, lebih cepat dengan biaya yang lebih efisien,” kata Krisna, dikutip dari siaran pers pada Jumat (3/3).
Dia menjelaskan, capaian ini tidak lepas dari insentif migas yang telah diberikan Pemerintah pada awal tahun 2021 sehingga dapat memelihara tingkat keekonomian proyek hulu migas yang dikelola oleh PHM.
Insentif migas membuka peluang bagi PHM untuk melanjutkan program kerja pengembangan Blok Mahakam secara lebih ekstensif, termasuk program eksplorasi sumur baru. “Berkat insentif migas, pada tahun 2022 yang lalu kami berhasil merealisasikan tajak 96 sumur pengembangan dan 1 sumur eksplorasi,” ujar Krisna.
Direktur Utama PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI), Chalid Said Salim, mengatakan bahwa pencapaian tersebut diraih atas optimalisasi dan kolaborasi dari berbagai pemangku kepentingan.
“Kami percaya bahwa tingkat keekonomian yang baik akan menjamin keberlangsungan investasi dan produksi migas perusahaan yang diperlukan untuk mendukung pencapaian target produksi nasional,” ujar Chalid.
Pada Kunjungan Kerja Anggota Komisi VII DPR RI ke PHM (17/1) lalu, Wahju Wibowo selaku Deputi Eksploitasi SKK Migas mengatakan pada dasarnya bila (insentif) tidak diberikan kepada KKKS yang membutuhkan, industri migas ini tidak berjalan optimal.
”Insentif ini diberikan agar investasi di migas ini tetap menarik. Selain itu, pemberian insentif memberikan waktu untuk mengembangkan hasil eksplorasi,” ujarnya.