Investigasi Masih Jalan, Pencopotan Direksi Pertamina Tak Beralasan
Kementerian BUMN mencopot Direktur Penunjang Bisnis Pertamina, Dedi Sunardi. Namun langkah tersebut dinilai hanya menjadi jalan untuk memuaskan dahaga publik yang menagih tanggungjawab Pertamina atas kebakaran depo BBM di Plumpang, Jakarta Utara pada Jumat (3/3) malam.
Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI), Yusri Usman, mengatakan bahwa langkah pemecatan Direktur Pengembang Bisnis Pertamina bisa ditafsirkan sebagai langkah politis ketimbang mengamalkan kebijakan korporasi.
"Artinya bukan pejabat yang terkait langsung yang dicopot dengan kebakaran Depo BBM Plumpang," kata Yusri kepada Katadata.co.id melalui pesan singkat pada Rabu (8/3).
Dia beranggapan, pihak yang paling beranggungjawab terhadap kebakaran terminal BBM adalah pejabat Pertamina yang menaungi operasi distribusi BBM, dalam hal ini Pertamina Parta Niaga.
"Jika tindakan hukuman yang diambil Kementerian BUMN terkait kebakaran Depo TBBM Plumpang, lebih tepat adalah Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Alfian Nasution," ujarnya lagi.
Yusri menilai tindakan pencopotan pejabat tersebut merupakan tindakan yang terburu-buru karena hasil investigasi penyebab kebakaran masih belum rampung. "Investigasi penyebab kebakaran juga belum ada, apa dasarnya Direktur Pengembangan Bisnis dicopot," kata dia.
Selain pejabat tinggi Pertamina Patra Niaga, sejumlah posisi penting seperti Kepala Depo Pertamina Plumpang dan Eksekutif General Manager Pertamina Marketing Operation Regional (MOR) III juga dinilai wajib bertanggungjawab secara langsung karena sebagai pejabat yang paling dekat dengan tugas operasional terminal BBM di Jabodetabek.
Orang yang paling betanggung jawab itu kepala depo karena dia yang punya proyek dan punya tanggungjawab sehari-hari di sana. Saya gak tahu kenapa dia gak ikut dicopot," kata Peneliti Alpha Research Database, Ferdy Hasiman dihubungi secara terpisah.
Ferdy pun mendesak Kementerian BUMN sebagai pemilik saham tunggal Pertamina untuk terus menyisir para pejabat Pertamina yang miliki tanggungjawab paling dekat kepada insiden kebakaran Depo BBM Plumpang.
"Pertamina juga harus investigas pejabat Pertamina yang menaungi hal-hal teknis, yang tugasnya bersentuhan sehari-hari pada Depo itu," ujar Ferdy.
Juru Bicara Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, mengatakan perseroan tidak ikut andil dalam proses pencopotan Direktur Penunjang Bisnis PT Pertamina, Dedi Sunardi. Fadjar menyampaikan, keputusan perusahaan tersebut seluruhnya berasal dari sikap pemegang saham, dalam hal ini pemerintah melalui Kementerian BUMN.
"Tadi pagi kami menerima surat keputusan dari Kementerian BUMN. Kalau alasannya apakah terkait dengan bencana plumpang, bukan kami yang memtuskan. itu ranah pemegang saham," kata Fadjar lewat pesan singkat.
Lebih lanjut, kata Fadjar, setiap keputusan pengangkatan dan pencopotan pejabat Pertamina merupakan keputusan penuh dari Menteri BUMN. "Kami tidak tahu alasan penghentian dan pengangkatan tiap-tiap pejabat di Pertamina. Itu wewenang penuh Menteri BUMN. Sama seperti presiden mencopot menteri, itu kan haknya," ujar Fadjar.
Katadata sudah mencoba menghubungi Wakil Menteri BUMN Pahala Nugraha Mansury dan Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga untuk menanyakan alasan pencopotan Dedi Sunardi. Namun hingga naskah ini ditulis, dua pejabat Kementerian BUMN tersebut belum memberikan tanggapan.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Erick Thohir mencopot Direktur Penunjang Bisnis Pertamina yaitu Dedi Sunardi dari jabatannya pada Rabu (8/3). Jabatan Direktur Penunjang bisnis Perusahaan Pertamina akan dirangkap tugaskan oleh Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina Erry Widiastono.