Pertamina Dekati Bank Asal Korea untuk Pengadaan Kapal Tanker Baru
PT Pertamina International Shipping (PIS) menjajaki kerja sama investasi dengan The Export Import Bank of Korea (KEXIM) dan Korea Trade Insurance Corporation (K-SURE) untuk penambahan armada dan peremajaan kapal angkut perusahaan.
Direktur Keuangan PIS, Diah Kurniawati, mengatakan bahwa pertemuan itu dilakukan untuk menjajaki potensi kerja sama pendanaan investasi, khususnya rencana pembelian kapal bangun baru untuk penambahan dan peremajaan armada kapal angkut PIS.
"Kunjungan dan pertemuan ini dilakukan untuk menjajaki potensi kerja sama pendanaan investasi untuk mendukung target pertumbuhan perusahaan di tahun ini dan ke depannya,” kata Diah dalam siaran pers yang dikutip Jumat, (14/4).
Pertemuan tersebut dihadiri oleh Direktur Keuangan PIS Diah Kurniawati dan Direktur Keuangan dan SDM Pertamina Trans Kontinental (PTK) Afan Aftory. Pertemuan dengan KSURE juga difasilitasi oleh bank komersial Jepang SMBC di kantor SMBC yang berada di Seoul, Korea Selatan pada Maret lalu.
K-SURE dan KEXIM adalah lembaga yang dibentuk pemerintah Korea Selatan yang berperan penting dalam mendukung ekspor dan investasi Korea di skala global melalui program pendanaan kepada pembeli produk produk manufaktur Korea, termasuk dalam hal ini industri pembangunan kapal baru (new built vessel).
Adapun fasilitas pendanaan dari agensi kredit ekspor Korea ini memiliki beberapa manfaat. Diantaranya tenor pinjaman yang lebih panjang, struktur pinjaman yang lebih kompetitif, pinjaman yang lebih besar, dan diversifikasi sumber pendanaan yang lebih luas.
Menurut catatatan perusahaan, PT PIS mengoperasikan 357 kapal dengan rincian 96 milik sendiri dan 261 yang dapat disewa melalui e-chartering. Pertamina juga mengoperasikan 425 kapal untuk jasa kelautan dan kapal pendukung lepas pantai dengan komposisi 343 milik perusahaan dan 82 kapal sewa.
Pertamina menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$ 300 juta atau sekira Rp 4,5 triliun untuk pengadaan 12 hingga 14 kapal tanker pada 2023. Upaya memperbanyak armada merupakan langkah perusahaan untuk menangkap momentum kenaikan tarif logistik angkutan komoditas energi seperti minyak mentah hingga LNG.
Direktur Utama PT PIS, Yoki Firnandi, mengatakan tren penurunan harga minyak mentah tak berdampak signifikan pada penuruan permintaan jasa angkutan di sektor migas, khususnya pada rute pengiriman jalur Eropa.
Pendanaan tahunan itu bakal dialokasikan untuk penyediaan kapal tangker Suezmax yang mampu mengangkut minyak mentah hingga 1 juta barel dalam sekali jalan. Selain itu, PIS juga mulai aktif berinvetasi pada penyediaan kapal pengangkut LNG berkapasitas 175 ribu meter kubik.
"Invetasi 12 sampai 14 kapal mungkin banyak dari kapal second," kata Yoki dalam Energy Corner CNBC pada Senin (20/2).