Bank Dunia Ramal Harga Minyak 2023 US$ 84/barel, Berikut Pendorongnya

Happy Fajrian
5 Mei 2023, 08:23
harga minyak, bank dunia
Katadata / Trion Julianto
SKK Migas dan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) melakukan peninjauan pompa angguk di lokasi Sumur Bor Lapangan Duri, Riau (30/12/2022).

Bank Dunia memperkirakan rata-rata harga minyak mentah tahun ini akan lebih rendah dibandingkan rata-rata harga pada 2022. Sepanjang kuartal pertama 2023 harga minyak telah mengalami penurunan tajam dari rekor tertinggi tahun lalu.

Dalam laporan Commodity Markets Outlook (CMO) bulan April 2023, Bank Dunia menyebut seluruh komoditas energi, minyak, gas alam, dan batu bara, mengalami koreksi harga pada tiga bulan pertama tahun ini.

“Karena pertumbuhan global melemah dan perombakan pasar ekspor global untuk gas alam dan batu bara diselesaikan. Untuk tahun 2023 secara keseluruhan indeks harga energi diperkirakan turun 26% dari tahun 2022,” tulis Bank Dunia dalam CMO, dikutip Jumat (5/5).

Adapun penurunan indeks harga energi sebagian besar didorong oleh penurunan harga gas alam yang diperkirakan lebih stabil pada tahun 2024. “Harga minyak mentah Brent diperkirakan rata-rata US$ 84 per barel pada 2023, turun dari US$ 100 per barel pada 2022,” tulis Bank Dunia.

Namun Bank Dunia memperkirakan harga minyak Brent akan sedikit meningkat pada 2024 seiring persediaan yang semakin ketat. Adapun risiko kenaikan utama perkiraan harga minyak menurut Bank Dunia adalah produksi yang lebih ketat dari perkiraan.

"Penurunan harga sebagian besar mencerminkan prospek pertumbuhan yang lebih lemah di negara maju. Pemulihan ekonomi di Cina akan mendukung pertumbuhan permintaan pada 2023-24. Pasokan akan lebih lambat untuk diambil karena kuota produksi OPEC+ dan batasan kapasitas di sebagian besar wilayah lain," kata Bank Dunia.

Adapun harga minyak untuk tahun 2024 diramal meningkat di atas rata-rata harga bulanan periode 2015-2019 sebesar US$ 57 per barel.

Harga minyak bergerak sangat fluktuatif sepanjang tahun ini dipengaruhi banyak faktor, mulai dari tambahan pemangkasan produksi minyak OPEC+, pembukaan kembali ekonomi Cina dari pembatasan Covid-19 ketat, hingga krisis bank di Amerika Serikat (AS).

Namun harga terkoreksi cukup dalam sebulan terakhir, terutama dipengaruhi krisis bank di AS dengan kolapsnya tiga bank yakni Silicon Valley Bank, First Republic Bank, dan Signature Bank, serta kenaikan lanjutan suku bunga bank sentral AS, The Fed, sebesar 25 basis poin (bps).

Dalam sebulan terakhir, harga Brent terkoreksi dari US$ 87,33 per barel pada 12 April 2023 menjadi US$ 72,55 pada Kamis (4/5). Bahkan Brent sempat menyentuh US$ 71,43 pada perdagangan intraday usai The Fed menaikkan suku bunga.

Sedangkan minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI), pada periode yang sama turun dari US$ 83,26 per barel menjadi US$ 68,59 per barel.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...