LHK Belum Terima Surat SKK Migas untuk Kembangkan Cekungan Warim Papua
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) belum menerima surat pengajuan dispensasi dari SKK Migas untuk pengembangan cekungan migas Warim. Cekungan tersebut berada di Papua Timur dan sebagian lokasinya berada di kawasan Taman Nasional atau hutan konservasi Lorentz.
LHK belum menerima permohonan dispensasi setelah perusahaan migas asal Amerika Serikat (AS), ConocoPhillips, melepas saham perusahaan di blok tersebut pada 2015 silam. Pelepasan tersebut dilatarbelakangi oleh adanya kendala atau hambatan logistik dan perizinan.
"Belum ada pengajuan dari SKK Migas. Datanya juga belum ada," kata Siti di Gedung Nusantara II DPR Jakarta pada Senin (12/6).
Cekungan migas Warim diklaim memiliki potensi sumber daya migas jumbo atau giant discovery dengan potensi minyak 25.968 MMBO dan gas bumi 47,37 triliun kaki kubik (TCF). Status cekungan Warim yang sebagian wilayahnya berada di kawasan hutan konservasi itu dinilai menjadi penghambat dari upaya monetisasi cekungan migas tersebut.
Lebih lanjut, Siti juga enggan bicara lebih lanjut soal Cekungan Warim karena ketebatasan data yang dimiliki oleh kementeriannya. "Kelanjutan soal Warim nanti saja, dapat datanya saja dulu," ujarnya.
Sebelumnya, SKK Migas menyatakan telah mengajukan dispensasi kepada KLHK untuk pengembangan cekungan migas Warim. Kepala Divisi Eksplorasi, Lingkungan Deputi Eksplorasi, Pengembangan dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas Sunjaya Eka, menjelaskan cekungan Warim telah ada sebelum wilayah hutan Lorentz ditetapkan sebagai taman nasional.
"Kami sudah kirim surat ke KLHK agar bisa diberikan dispensasi. Toh wilayahnya tidak semua, hanya ada dua area saja yang masuk ke wilayah Taman Nasional Lorentz," kata Eka di Kantor SKK Migas Jakarta pada Rabu (17/5).
Cekungan Warim merupakan satu dari sepuluh wilayah yang potensial memiliki cadangan minyak dan gas bumi terbesar. Wilayah lainnya adalah Blok Sakakemang di Sumatera Selatan yang ditemukan cadangan gas hingga 2 TCF.
Selain Warim dan Sakakemang, area potensial lainnya berlokasi di Sumatera Utara (Mesozoic Play), Sumatera Tengah (Basin Center), dan Sumatera Selatan (Fractured Basement Play). Kemudian Offshore Tarakan, NE Java-Makassar Strait, Kutai Offshore, Buton Offshore, Northern Papua (Plio-Pleistocene & Miocene Sandtone Play) dan Bird Body Papua (Jurassic Sandstone Play).
Selain persoalan izin, tantangan lanjutan Cekungan Warim terletak pada lokasi zona merah lantaran berada di wilayah baku tembak. Menurutnya, aspek tersebut merupakan poin penting yang harus diselesaikan untuk menggaet calon investor pengelola Cekungan Warim.
"Pengembangan Cekungan Warim akan kami fokuskan di area yang aman, ada beberapa daerah zona merah. Kami sudah berdiskusi dengan beberapa investor," ujar Eka.