Pendapatan Saudi Aramco Turun 38% Imbas Harga Minyak Merosot
Perusahaan raksasa minyak, Saudi Aramco, mengumumkan pendapatan bersih sebesar US$ 30,1 miliar untuk kuartal kedua 2023. Angka tersebut turun 38 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Selama kuartal kedua 2022, perusahaan melaporkan laba bersih sebesar US$ 48,4 miliar. Secara akumulasi, laba bersih Aramco mencapai US$ 62 miliar pada Semester I 2023, atau turun US$ 88 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada Senin (7/8/2023), Aramco mengaitkan penurunan tersebut dengan harga minyak mentah yang lebih rendah, serta margin penyulingan dan bahan kimia yang lebih lemah.
Meski turun, laba kuartal kedua masih sedikit melebihi ekspektasi para analis, yaitu sekitar US$ 29,8 miliar menurut jajak pendapat yang disediakan Aramco.
"Hasil kami yang kuat mencerminkan ketahanan dan kemampuan kami untuk beradaptasi melalui siklus pasar," kata Presiden & CEO Aramco Amin H. Nasser dalam laporan tersebut.
Harga Minyak Tertekan
Sementara itu, harga minyak turun 1% pada penutupan perdagangan Senin (7/8) waktu setempat. Investor waspada terjadi permintaan yang lebih lemah dari Cina dan Amerika Serikat yang merupakan dua negara ekonomi terbesar dunia.
Harga minyak mentah Brent menetap 90 sen, atau 1,04% lebih rendah, pada US$ 85,34 per barel. Minyak mentah antara West Texas Intermediate AS turun 88 sen, atau 1,06%, menjadi US$ 81,94 per barel.
Analis memprediksi permintaan AS yang lebih rendah setelah musim panas berakhir dan masyarakat mengurangi aktivitas mengemudinya. Sementara permintaan Cina melemah merujuk pada penurunan pariwisata.
"Jika Anda tidak membutuhkan banyak bensin, Anda tidak membutuhkan banyak minyak."kata Robert Yawger, direktur energi berjangka untuk Mizuho Securities USA, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (8/8).
Berikut perkembangan harga minyak Brent dalam tiga bulan terakhir, seperti tertera dalam grafik.