Potensi Konflik Timur Tengah Meluas, Jokowi Ramal Harga Minyak US$ 150
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meramal harga minyak mentah dunia dapat menyentuh angka US$ 150 per barel. Lonjakan harga ini dipicu kondisi geopolitik dari perang Rusia Ukraina dan konflik di Timur Tengah antara Israel dan Hamas yang berpotensi meluas ke sejumlah negara seperti Libanon, Suriah, dan Iran.
"Jika perang melebar, maka semakin merumitkan masalah ekonomi semua negara karena harga minyak pasti akan naik. Ini yang harus kita waspadai, baik sisi moneter maupun fiskal," kata Jokowi saat menyampaikan sambutan pembukaan Investor's Daily Summit 2023 pada Selasa (24/10).
Prediksi harga minyak Jokowi hampir mirip dengan hitungan Kepala Riset Ekonomi Allianz Trade, Ana Boata. Dia meramal harga minyak mentah dunia bisa menyentuh US$ 140 per barel imbas ketegangan di Timur Tengah serta eskalasi dampak konflik Israel - Hamas.
Ana menyampaikan lonjakan harga minyak dapat menyentuh angka US$ 140 per barel, dengan harga rata-ratanya di US$ 120 pada 2024. "Harga minyak yang lebih tinggi, itulah dampak langsungnya," kata Ana dikutip dari Oilprice pada Senin (23/10).
Selain dua konflik antar negara tersebut , harga minyak juga sedang berada di tengah tekanan pengurangan suplai minyak oleh organisasi negara pengekspor minyak OPEC+ dan Rusia hingga akhir tahun ini.
OPEC+ sebelumnya mengumumkan pengurangan produksi minyak sebesar 2 juta barel per hari (bph) untuk November, tepat menjelang puncak musim dingin dan embargo Uni Eropa terhadap minyak mentah Rusia. Langkah tersebut berpotensi melambungkan harga minyak dan inflasi di dunia.
Pelaku industri memperkirakan hilangnya minyak mentah Rusia antara 1 hingga 2 juta bph bergantung pada bagaimana Moskow bereaksi terhadap batas harga G7 pada minyak Rusia.
Kebijakan itu bertujuan untuk memastikan minyak Rusia terus mengalir ke negara-negara berkembang tetapi dengan harga yang lebih rendah sebagai langkah untuk mengurangi pendapatan Moskow.
Menteri Energi Arab Saudi, Abdulaziz bin Salman mengatakan pengurangan pasokan minyak secara riil sekitar 1 juta hingga 1,1 juta bph. Tindakan ini sebagai respons terhadap kenaikan suku bunga global dan melemahnya ekonomi dunia.
Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) pada Selasa (24/10) diperdagangkan pada level US$ 85,99 per barel, sedangkan Brent di level US$ 90,38 per barel. WTI terkoreksi 2,9% pada sehari sebelumnya sedangkan Brent turun hingga 2,5%.