Dua Langkah Arutmin Turunkan Emisi di Tambang Batu Bara Asamasam

Mela Syaharani
30 Oktober 2023, 08:37
arutmin, batu bara, emisi, emisi karbon, emisi gas rumah kaca, tambang
Katadata/Mela Syaharani
Tambang Asamasam PT Arutmin Indonesia.

Arutmin Indonesia berupaya untuk menekan emisi karbon di lokasi tambang batu bara Asamasam di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan.

Manager Safety Health Environment and Community (SHEC) R. S. Subiyakto mengatakan salah satu upaya untuk menekan emisi yaitu dengan menggunakan Overland Conveyor (OLC).

“OLC kan pakai listrik, itu tidak ada emisi dari pembakaran mesin truk,” kata Subyakto saat ditemui di Tambang Asamasam, Kalimantan Selatan pada Selasa (24/10).

Dia menjelaskan, sebelumnya Tambang Asamasam mengirimkan batu bara menuju pelabuhan menggunakan truk. Namun sejak 2013, sudah beralih ke OLC sebagai upaya pengurangan carbon footprint serta emisi gas rumah kaca (GRK).

“Jadi kami mulai pengurangan emisi GRK, semangatnya transisi energi. Ya memang belum bisa sepenuhnya karena masih pakai listrik PLN,” ujarnya.

Selain untuk mengurangi emisi, penggunaan OLC juga dipilih dengan mempertimbangkan faktor keselamatan, lingkungan atau debu, limbah bahan beracun dan berbahaya (B3) yang ada pada oli kendaraan.

“Sebulan itu berapa ratus truk untuk angkut sekian ratus ribu atau juta batu bara. Bayangkan fuelnya, dan emisinya,” kata dia.

Meski sudah memulai langkah transisi energi dengan pemanfaatan OLC, Subyakto menyebut hal ini dapat dimaksimalkan apabila Tambang Asamasam memiliki sumber pembangkit listrik energi lain. Hal ini untuk semakin mengurangi bauran energi dari fosil.

Selain dari peralihan pengangkut batu bara ke OLC, transisi energi juga dilakukan dengan penghentian penggunaan genset di pelabuhan. “Sekarang Asamasam sudah tersambung dengan PLN, berkurang lagi emisinya,” ujarnya.

Dimana genset sendiri dapat berfungsi menggunakan bahan bakar solar, sehingga peralihan ini disebut dapat lebih mengurangi pengeluaran emisi. Subyakto mengungkap transisi energi adalah hal yang tidak bisa diabaikan.

“Isu transisi itu sebenarnya global bukan lokal, tapi kita nggak bisa tinggalkan juga. Dibawa ke lokal tapi juga harus ada manfaatnya bagi masy sekitar,” ucapnya.

Menyambung soal bahasan peralihan genset, Subyakto menyebut pihaknya juga sudah mulai terpikir akan ide-ide futuristik. Salah satunya penggunaan sel surya, meskipun diakuinya hal ini belum tentu dapat diterapkan.

Ide mengenai sel surya ini menurut Subyakto akan memberikan dampak langsung bagi masyarakat, meskipun masih perlu kajian-kajian ekonomis yang lebih mendalam.

“Danau pascatambang kami jadikan untuk floating solar cell (PLTS terapung), terapung di danau itu daripada tak termanfaatkan. Nanti listriknya bisa untuk masyarakat sekitar,” kata dia.

Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...