Jokowi Resmikan Proyek Perluasan Smelter Tembaga PT Smelting di Gresik
Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan operasional proyek ekspansi atau penambahan kapasitas smelter tembaga milik PT Smelting di Gresik, Jawa Timur pada Kamis (14/12).
Lewat proyek perluasan tersebut, smelter tembaga PT Smelting sanggup menambah kapasitas peleburan konsentrat tembaga hingga 300 ribu ton menjadi 1,3 juta ton per tahun. Jokowi memperkirakan proyek tersebut dapat mengerek capaian produk hilirisasi tembaga berupa produk setengah jadi seperti anoda dan katoda tembaga.
Selain itu, peningkatan kapasitas peleburan konsentrat tembaga itu juga diharap dapat meningkatkan pertumbuhan industri baru yang berorientasi penciptaan produk hilir tembaga.
"Akan muncul industri baru seperti yang sudah dan juga dalam proses pembangunan untuk copper foil," kata Jokowi saat memberikan sambutan dalam peresmian ekspansi PT Smelting, disiarkan oleh Youtube Sekretariat Presiden pada Kamis (14/12).
Seremoni tersebut juga dihadiri oleh Direktur Utama Freeport McMoran sekaligus Komisaris Utama PT Freeport Indonesia (PTFI) Richard Adkerson. Selain itu, Direktur Utama PT Smelting Hideya Sato, Direktur Utama Mitsubishi Materials Corporation Naoki ono dan Direktur Utama PTFI Tony Wenas turut hadir dalam kegiatan tersebut.
Adapun PT Smelting dimiliki bersama oleh Mitsubishi Materials Corporation Jepang dan BUMN PT Freeport Indonesia. Pabrik pengolahan konsentrat tembaga ini mulai beroperasi sejak 2010.
"Ini menunjukkan komitmen PT Freeport Indonesia yang bekerja sama dengan Mitsubishi untuk menghilirkan, membangun hilirisasi dengan ekspansi sehingga nilai tambah itu ada di Indonesia," ujar Jokowi.
PT Freeport Indonesia berencana menambah porsi sahamnya pada smelter tembaga milik PT Smelting dari 39,5% menjadi 65%. Penambahan kepemilikan aset itu tak lepas dari peran PT Freeport yang menjadi investor tunggal dalam proyek ekspansi atau penambahan kapasitas smelter tersebut.
Lewat pendanaan US$ 250 juta atau sekira Rp 3,7 triliun yang sepenuhnya berasal dari PT Freeport, smelter milik PT Smelting diproyeksikan sanggup menambah kapasitas peleburan konsentrat tembaga hingga 300 ribu ton menjadi 1,3 juta ton per tahun. Peningkatan saham PTFI di PT Smelting akan meningkat setelah ekspansi selesai.
Sejalan dengan proses divestasi tersebut, PT Freeport dan PT Smelting telah menyepakati skema bisnis anyar dengan sebutan mekanisme 'tolling' yang akan secara penuh terjadi pada awal 2024.
Mekanisme tersebut bakal memberikan keluasan bagi PT Freeport untuk melaksanakan seluruh proses pemasaran hingga kuasa penuh terhadap kontrak produk sampingan seperti lumpur anoda, asam sulfat, terak tembaga dan tembaga telurida.
Sedangkan kegiatan perdagangan tembaga katoda dilakukan oleh PT Smelting maksimum hingga 2031. Mekanisme tolling sebenarnya sudah dimulai sejak Januari 2023 sebagai bagian daripada masa transisi.
Dalam periode transisi tersebut, proses perdagangan dan kontrak penjualan secara menyeluruh dilakukan oleh PT Smelting atas nama PT Freeport.
Langkah PTFI untuk memperbesar kapasitas pengolahan smelter milik PT Smelting merupakan upaya untuk merealisasikan proyek hilirisasi tembaga jangka panjang. Komitmen ekspansi tersebut paralel dengan aksi perusahaan yang tengah membangun smelter tembaga baru di kawasan industri Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) Gresik.