Pasca Ledakan Smelter Morowali, Anggota Komisi VII Minta Audit Total

Mela Syaharani
27 Desember 2023, 14:57
smelter, pt itts, tsingshan, komisi vii
ANTARA FOTO/Faisal/Mh.
Sejumlah korban kecelakaan kerja di lokasi pabrik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) menjalani perawatan di RSUD Morowali di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, Minggu (24/12/2023).

Kasus ledakan tungku smelter terjadi pada salah satu pabrik pengolahan nikel milik PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Morowali pada Minggu (24/12). Menurut data PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), per Selasa (26/12) terdapat 18 pekerja meninggal dunia.

Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto mengatakan bahwa saat ini industri smelter wajib diaudit total untuk menjamin keselamatan pekerjanya. Selain itu Presiden dan Pemerintah ke depan harus mengkaji ulang program hilirisasi mineral yang digencarkan Presiden Jokowi.

"Sudah banyak kritik yang diberikan berbagai pihak terhadap program hilirisasi ini namun kurang direspons dengan baik oleh pihak Pemerintah. Yang sering muncul hanyalah pembelaan," kata Mulyanto dalam siaran persnya pada Rabu (27/12).

Mulyanto menyebutkan bahwa kasus ledakan tersebut merupakan kasus terbesar dalam sejarah pengoperasian smelter nasional. “Kalau tidak ada tindakan korektif dari pemerintah kami khawatir, smelter ini akan menjadi mesin pembunuh para pekerja,” jelasnya.

Menurutnya, hilirisasi yang dijalankan lebih banyak merugikan negara dan merusak lingkungan hidup. "Ke depan yang perlu kita percepat adalah industrialisasi mineral dengan nilai tambah dan multiplier effect yang tinggi, bukan sekedar hilirisasi setengah hati dengan produk setengah jadi dengan nilai tambah rendah,” ucapnya.

Dia mengatakan hingga saat ini industri smelter mendapat banyak keuntungan. Mulai dari harga bijih ore yang murah, tax holiday, kemudahan mendatangkan peralatan dan mesin, TKA, sumber energi yang kotor; produk nikel yang bernilai tambah rendah berupa NPI (nickel pig iron) dan Feronikel dengan kandungan nikel kurang dari 10%, hingga bebas bea ekspor.

Halaman:
Reporter: Mela Syaharani
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...