EBT Makin Berkembang, Monetisasi Sumber Daya Migas Harus Dikebut

Mela Syaharani
1 Februari 2024, 18:58
monetisasi migas, ebt, transisi energi
SKK Migas
SKK Migas - KKKS Bumi Siak Pusako menggelar syukuran atas selesainya pengeboran sumur eksplorasi Nuri-1X yang berada di Dusun Plambayan, Provinsi Riau (29/12/2022).
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Pemerintah diminta untuk mempercepat proses monetisasi sumber daya migas. Dosen Universitas Pertamina A. Rinto Pudyantoro mengatakan seiring berjalannya era transisi menuju energi bersih seluruh pihak harus sadar bahwa dalam segi bisnis antara hulu migas dan transisi energi saling berkejaran.

“Jadi ada suatu masa mungkin 10-15 tahun lagi harga minyak tidak seperti sekarang, karena harga EBT lebih murah. Sehingga lebih banyak menggunakan EBT dibanding gas,” kata Rinto dalam media briefing IPA Convex di Jakarta, Kamis (1/2).

Rinto menjelaskan, saat itu terjadi maka kemungkinan harga migas sudah dianggap sangat mahal jika dibandingkan biaya produksinya, sehingga nilai keekonomiannya tidak dapat dicapai. “Oleh karena itu sekarang harus cepat-cepat monetisasi. Sebab temuan migas itu tidak memiliki dampak apapun kalau tidak dimonetisasi,” ujarnya.

Guna mempercepat monetisasi gas, Rinto menyebut perlu dua hal yang mendukung, yakni melalui pengupayaan pembangunan infrastruktur dan harga gas.

Sependapat dengan Rinto, anggota tim Energy Bimasena, Widhyawan Prawiraatmadja juga mengatakan perbaikan infrastruktur dan kebijakan harga yang perlu di address guna mempercepat proses monetisasi.

Widhyawan atau yang akrab disapa Wawan ini juga mengatakan bahwa pemerintah harus memikirkan bagaimana caranya agar monetisasi gas ini bisa sesuai dengan kebutuhan investor. “Kalau konteks seperti ini bisa di-address dengan baik saya yakin gas kita bisa dikembangkan,” ucap Wawan.

Wawan menyampaikan gas bumi ini menjadi jembatan sebelum nantinya Indonesia bisa secara besar-besaran beralih ke energi bersih.

“Gas juga dapat menjadi pilihan penyeimbang bagi sumber energi terbarukan seperti angin dan surya yang keberadaanya tidak selalu tersedia setiap saat. Gas ini bisa mengimbangi dengan cepat. Saya tidak akan terkejut jika kebutuhan gas akan melejit,” kata dia.

Bahkan Wawan menyebut dalam perencanaan kedepan, penggunaan gas sebagai penyedia energi di Indonesia akan semakin banyak. “Saya yakin dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) akan banyak gasnya,” ujarnya.

Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...