RI Kembali ke Peta Migas Global Berkat Temuan Geng North dan Layaran
Indonesia berhasil masuk kembali dalam daftar peta industri hulu migas global. Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan hal ini dapat terjadi melalui dua penemuan cadangan migas besar di dunia yaitu Geng North dan Layaran.
“Ini adalah penemuan terbesar di Indonesia sejak penemuan Lapangan Abadi pada 2000. Kita harus memaksimalkan momentum ini dengan mengeksplorasi lebih banyak peluang dan mengubahnya menjadi produksi yang akan bermanfaat bagi investor dan ekonomi Indonesia,” ujarnya dikutip dari siaran pers, Senin (5/2).
Sebagai informasi, perusahaan asal Uni Emirat Arab Mubadala Energy pada akhir 2023 mengumumkan penemuan besar cadangan gas bumi in place di wilayah kerja (WK) South Andaman dengan potensi lebih dari 6 triliun kaki kubik (TCF). Temuan besar ini berasal dari Sumur Eksplorasi Layaran-1.
WK South Andaman merupakan WK migas yang dilelang pada 2018 dan baru diteken kontrak pengelolaannya oleh Kementerian ESDM dan Mubadala Energy pada Februari 2019 dengan menggunakan mekanisme kontrak gross split.
Sementara Geng North merupakan sebuah sumur eksplorasi di wilayah kerja (WK) North Ganal yang mengandung cadangan gas di lokasi dengan perkiraan awal mencapai 5 triliun kaki kubik (TCF) serta kandungan kondensat sebanyak 400 MBBLS. Temuan ini dilaporkan oleh perusahaan migas asal Italia, ENI pada Oktober 2023.
Pada 2023, SKK Migas bersama KKKS berhasil melakukan pengeboran eksplorasi terbanyak sejak 2017 dengan jumlah 38 sumur. Pada 2024, target pengeboran sumur eksplorasi ialah 48 sumur atau peningkatan sebesar 171% sejak 2020. Peningkatan aktivitas ini juga tercermin dalam peningkatan investasi eksplorasi.
Terkait kegiatan eksplorasi, Dwi menekankan agar SKK Migas bersama KKKS kedepan melakukan strategi peningkatan aktivitas eksplorasi, termasuk mengubah target eksplorasi dari kecil-menengah menjadi menengah-besar, dan fokus pada pengembangan peluang migas non konvensional.
“Berdasarkan strategi tersebut, saya meminta komitmen KKKS agar kegiatan dan investasi dalam eksplorasi dapat berjalan dengan agresif, dan semoga kita dapat menemukan cadangan besar lagi, terutama di wilayah laut dalam,” ujarnya.
Salah satu indikator yang menunjukkan bahwa industri hulu migas di Indonesia telah berkembang adalah peningkatan dalam aktivitas pengeboran dan proyek-proyek yang onstream. Realisasi pengeboran sumur pengembangan berhasil mencapai angka tertinggi dalam 8 tahun terakhir, dengan 799 sumur dibor pada 2023.
“Ini masih berada dalam target untuk mengebor lebih dari 1.000 sumur pada 2025 dan seterusnya sesuai dengan yang disebutkan dalam long term plan,” terang Dwi.
Dwi menyebut, selama 6 tahun terakhir pihaknya bersama KKKS juga berhasil mencapai Reserves Replacement Ratio (RRR) lebih dari 100%, melalui persetujuan 30-40 POD/OPL/OPLL setiap tahun.
“Capaian RRR pada 2023 adalah 123,5%, dan untuk tahun 2024 RRR ditargetkan mencapai 166%. Ini menunjukkan perkembangan berkelanjutan dari industri hulu migas Indonesia,” ucap Dwi.
Dwi juga menjelaskan, saat ini hulu migas memiliki 5 proyek strategis nasional yang sedang berlangsung dengan total nilai investasi US$ 45,09 miliar. Selain itu, hingga 2029 akan ada 95 proyek minyak dan gas dengan total capital expenditure sebesar US$ 3,28 miliar.
“Untuk 2024, ditargetkan 15 proyek akan beroperasi yang akan meningkatkan kapasitas produksi sebesar 41.922 BOPD (barel minyak per hari) dan 324 MMSCFD (juta standar kaki kubik per hari) gas,” kata Dwi.
Dia menambahkan bahwa produksi dari proyek-proyek tersebut sangat penting dalam memenuhi target tahun ini, oleh karena itu, penting untuk tidak menunda penyelesaian proyek-proyek tersebut.